cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted November 22, 2012 BANGKA, KOMPAS.com -- Seakan sudah membudaya di masyarakat kita, sesuatu yang baru dipandang sinis padahal ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang positif. Pemusik kawakan Idang Rasjidi (54) mengaku muak terhadap sinisme itu, termasuk yang menganggap Jazz on the Beach tak akan membawa pengaruh positif untuk mengangkat nama Kepulauan Bangka Belitung. "Kita ini anak kampung, kelemahan bangsa kita terletak pada sinisme, kalau mau berbuat apa-apa sudah disinisin duluan. Muak saya, eneg," ujar pria kelahiran Lanun, Kepulauan Bangka Belitung, dalam jumpa pers di Plaza El John, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (22/11/2012). "Kasihan adik-adik kita, kalau enggak dikerasin sekarang, kasihan hidup mereka," lanjut Idang, yang akan tampil dalam Jazz on the Beach 2012 pada Jumat (23/11/2012) di Marina Bay, Parai Beach Resort & Spa, Bangka. Diceritakan oleh Idang, kira-kira 20 tahun lalu Jazz on the Beach hanya sekadar impian seorang bocah asal Bangka, Johnie Sugiarto, yang kini menjabat sebagai CEO El Jhon sekaligus penyelenggara pegelaran jazz yang sudah sampai pada tahun ketiganya tahun ini. "Beberapa tahun silam kami berdua duduk di coffee shop, berbicara soal mimpi-mimpi, kami waktu itu belum ada apa-apanya, saya ingat Parai belum selesai dibangun. Dia berbicara soal mimpi-mimpi, setelah 20 tahun ternyata sudah luar biasa sekali. Terus, saya data semua mimpi itu, ternyata kejadian semua," kisah Idang. Contoh lainnya, Idang juga memupus pandangan sinis yang menganggap artis musik Indonesia sulit berbicara banyak di kancah internasional. "Anak saya, Shadu (23), dia jadi pemain bas Bob James, itu luar biasa sekali," ujarnya lagi. Sumber Share this post Link to post Share on other sites