cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted November 14, 2012 SURABAYA, KOMPAS.com - Musik jazz dalam lima tahun terakhir luar biasa pesat , sehingga muncul kekayaan genre jazz. Seperti yang akan ditunjukkan pada Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival (DSM-JTF) 2012. Tidak hanya mainstream, tapi juga fusion dan easy jazz, sehingga nuansa kolaborasi maupun instrumen musik etnik tetap dengan repertoar jazz. Sukses di perhelatan perdana 2011 lalu, kini Suara Surabaya (SS) di usia ke-29 tetap konsisten menggelar DSM-JTF 2012 untuk kali kedua pada 24 November 2012 di Grand City Surabaya, Jawa Timur. Pertunjukan kali ini akan melibatkan total 200 musisi. Direktur Utama Suara Surabaya Media Errol Jonathans yang membidani program siaran Jazz Traffic di Radio SS di Surabaya, Selasa (13/11/2012) mengatakan, perhelatan DSM-JTF 2012 menawarkan sesuatu yang lebih menarik. Kehadiran jazzer Indonesia di tengah-tengah artis internasional makin membuat acara ini lebih berwarna. Wahyu Widodo, Ketua Umum Panitia Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2012 menambahkan, pihaknya ingin menangkap penonton berselera jazz agar menikmati jazz secara live . Tidak hanya menghadirkan pure jazz yang lebih berat, tapi juga acid jazz, fusion, bahkan pop jazz yang lebih ringan didengar. Penonton kali ini pun dimanjakan dengan adanya tiga panggung di tiga venue yang berbeda. Dengan venue yang lebih banyak, setiap genre musik jazz diharapkan bisa dinikmati dalam batas waktu yang berkesinambungan. Para jazz addict bisa benar-benar menikmati musik 12 jam nonstop mulai pukul 12.00-24.00 WIB. Dia mengakui adanya penyempurnaan dari sisi teknis pelaksanaan, t ermasuk dihilangkannya pagar pembatas antara musisi dan penonton. Di venue, musisi bisa lebih berbaur tapi privasi tetap terjaga. Mereka bisa leluasa menciptakan suasana jazzy sehingga apresiasi dan respek terhadap jazz makin tumbuh. Satu hal yang pastinya hilang di DSM-JTF 2012 ini, tidak adanya sang maestro jazz Bubi Chen yang pada pentas 2011 masih menyempatkan tampil. Mendiang Bubi memang memberikan penampilan tak terlupakan di Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2011. Sang maestro memilih sendiri artis muda yang berkolaborasi dengan dirinya yakni Sandy Winarta dan Sierra Soetedjo. Di DSM-JTF 2012 ini, keduanya akan kembali tampil mengusung konsep Remembering Bubi Chen. Apresiasi dari musisi muda yang merasakan sendiri Bubi Chen sebagai motivator dan penyemangat mereka. Sejarah musik jazz Andry Swaputra, Project Officer Djarum Super Mild mengatakan, Surabaya punya sejarah musik jazz yang cukup berpengaruh. Sebut saja maestro jazz almarhum Bubi Chen yang asli Surabaya. Dia memiliki banyak murid yang diwadahi dalam JTF. Acara semacam JTF, kata dia, memang seharusnya jadi inspirasi pemusik jazz muda untuk tampil. Di sisi lain, Andry menilai brand tittle Jazz Traffic sudah begitu kuat. Program yang hadir di Radio SS sejak 1985 memiliki komunitas pendengar tetap sangat banyak dan terus bertambah. "Kegiatan non-air ini memang harus diadakan karena brand tittle-nya sangat kuat," katanya. Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2012 ini tidak hanya menampilkan musisi jazz lokal dan nasional, tapi juga internasional. Antonio Mauricio Horta De Melo atau lebih dikenal sebagai Toninho Horta , seorang gitaris, komposer dan vokalis asal Brazil ini akan tampil bersama Dwi Dharmawan feat Sierra Soetedjo. Mungkin sebuah nama asing bagi kebanyakan pecinta musik jazz di Tanah Air, namun di Brasil, Amerika, atau Jepang, Toninho Horta mempunyai tempat tersendiri di kalangan pecinta jazz. Toninho Horta mempunyai warna permainan yang unik, orisinil, dengan harmonisasi yang tiada duanya di antara pemain gitar jazz lain. Debut Toninho sebagai professional musician dimulai sewaktu mengiringi vokalis / komposer terkenal, Milton Nascimento, pada pertunjukan perdananya di kota Rio De Janeiro pada tahun 1970. Diamond Land adalah salah satu proyek terbesar Toninho Horta legendaris gitar yang lahir 2 Desember 1948. Dia pun seringkali dipercaya untuk menggarap album-album dari musisi (Brasil) kenamaan. Sebut saja Flora Purim, Milton Nascimento, Nana Caymmi, Gal Costa, Chico Buarque, Sergio Mendes, Caetano Veloso, sampai Eliane Elias. Toninho memiliki acuan tersendiri baik dalam petikan gitar maupun komposisinya, terutama keindahan melodi dan harmoni yang kaya serta permainan gitar versatil. Singularitas Toninho kerap menginspirasi seniman musik lain dari berbagai generasi, salah satunya adalah gitaris Pat Metheny yang menjulukinya dengan Herbie Hancock-nya gitaris bossanova. Tampak jelas pengaruh Toninho atas beberapa komposisi ataupun gaya bergitar Pat. Instrumen utama Toninho Horta adalah gitar akustik bersenar nilon (di Brasil sebutannya adalah violã o), dan melalui alat musik tersebut, ia begitu mahir memainkan pun meletakkan bersama instrumen lainnya baik dalam aransemen maupun komposisi sangat khas Brasil. Terlihat bahwa album ini digarap serius, bahkan dapat dikatakan ini adalah landmark Toninho pada ranah musik (jazz) Brasil. Di dalamnya terdengar bermacam preferensi musikal bossa, samba, smooth jazz, hingga fusion tersaji apik. Sumber Share this post Link to post Share on other sites