cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted Oktober 16, 2012 Pengantar Redaksi Tidak banyak band asal daerah yang bisa berkibar di kancah musik nasional. Geisha, band asal Pekanbaru, Riau, yang berdiri tahun 2003 dengan nama Jingga ini semula hanya band sekolah dengan anggota siswa-siswa pelajar SMA 2 Pekanbaru. Rajin mengikuti lomba, Geisha mulai mendapat kesempatan merekam lagu-lagunya setelah menjadi finalis A Mild Live Wanted tahun 2007. Jingga--yang saat ini bernama Geisha--mendapat kesempatan merekam lagunya dalam sebuah album kompilasi bersama finalis lain lomba itu, yakni d’Masiv. Band ini terdiri dari Momo, Roby (gitar), Dhan (keyboard), Nard (bas), dan Aan (drum). Semula ada Febri, penabuh drum, tetapi sudah keluar dari Geisha. Band ini juga unik karena menjadikan Momo sebagai front woman, vokalis cewek band tersebut. Selain tampil di panggung, Geisha juga tidak melupakan mereka yang tidak beruntung. Salah satunya, mengunjungi anak-anak penderita kanker di Rumah Sakit Kanker Anak di Cisarua, Bogor. (Untuk melihat foto-foto Geisha, KLIK DI SINI) Mengapa kalian mengubah nama Jingga menjadi Geisha? Menurut kalian, apa pentingnya sebuah nama bagi sebuah band? (Samuel, Jakarta) Nama jelas membawa dampak besar bagi sebuah band karena di balik semua itu ada filosofi besar dan mimpi besar. Jingga berganti nama menjadi Geisha pada 2007 karena nama tersebut telah digunakan band lain dan mereka sudah mempunyai hak cipta secara sah. Apa yang teman-teman Geisha rasakan ketika berada di atas panggung dan melihat langsung para penggemar di bawah panggung begitu antusias melihat penampilan kalian? (Andi Irdiansyah, Ambon) Saat di atas panggung, kami merasakan kepuasan atas kerja keras kami dari Jingga dari tahun 2003. Rasanya kerja keras kami terbayarkan. Kami juga ada My Geisha—sebutan untuk penggemar Geisha—di seluruh Indonesia. Kami bisa merasakan energi yang mereka berikan kepada kami. Tidak sedikit band papan atas yang mengalami perpecahan setelah terkenal. Geisha adalah salah satu band yang sudah tidak asing lagi di masyarakat. Bagaimana Geisha mempertahankan kekompakan tim dan menjaga Geisha agar tidak bubar seperti band-band lain yang sudah terkenal? (Ratna Susanti, Jakarta Timur) Beruntungnya band ini telah berdiri sejak 2003. Banyak hal yang sudah kami lalui bersama-sama. Karena itu, kebersamaan tersebut telah menjadi kekeluargaan sekarang. Kami saling mengenal karakter anggota satu sama lain. Kami berusaha berkomunikasi, baik setiap hari agar kompak dalam pergaulan maupun dalam ide. Apabila diibaratkan sebuah lagu, kira-kira lagu apa yang mewakili band kalian (Geisha) dan mewakili masing-masing personel? (Talik Slamet Susanto, Bekasi, Jawa Barat) ”One Love” oleh Bob Marley dan ”One” oleh U2. Apakah Geisha punya rencana untuk membuat lagu dalam bahasa asing? Mungkin itu bisa jadi peluang untuk go international. Apakah benar kabar kedekatan Momo dan Ariel Noah? Apa arti My Geisha untuk kalian? (Nurul Indah Pratiwi, Tangerang, Banten) Secepatnya kami akan mencoba menciptakan lagu berbahasa Inggris. Semoga di album ketiga, kami sudah bisa mewujudkannya. Kedekatan Ariel dan Momo hanya kedekatan biasa, sama seperti kami mengenal personel Noah yang lain. My Geisha adalah keluarga besar kami. Nama band kalian bikin saya punya dua pertanyaan. Adakah musisi Jepang yang kalian sukai atau malah menginspirasi kalian? Menurut saya, musik kalian oke, suara vokalis juga khas. Adakah keinginan untuk meluaskan karier bermusik ke luar negeri? Musik Indonesia sebenarnya bagus-bagus dan beragam. Siapa tahu nanti bisa menyaingi atau bahkan melebihi demam K-Pop. (Nur Aziza Rahman, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah) Nama band Geisha kami pilih karena menurut kami nama itu bisa mewakili kami berlima. Dalam arti yang sebenarnya, geisha adalah seorang seniman Jepang dan menjadi seorang geisha tidak gampang. Ia adalah gadis terpilih yang melayani raja. Bagi kami My Geisha adalah raja yang harus kami hibur. Geisha dididik dari kecil untuk disiapkan menemani raja. Begitu pula kami yang berproses dari 2003 (dari band kecil) hingga sekarang. Mengapa band Geisha memilih front woman yang memang cukup jarang di industri musik Indonesia? Dari beberapa album Geisha, manakah lagu terbaik bagi kalian? (Atika Rahma, Jakarta Pusat) Kami percayakan Momo sebagai front woman karena kami melihat dia punya bakat dan punya niat untuk maju di musik. Dia sangat total dan profesional di bidangnya. Kami rasa dia pantas menjadi front woman. Lagu ”Bunda” karena kami band perantauan asal Riau yang jauh dari orangtua. Sebagai grup band baru dan muda, bagaimana tanggapan kalian terhadap lagu-lagu anak muda sekarang yang hanya bermodalkan jingkrak-jingkrak dan suara yang kurang bagus, bahkan lirik lagu tidak membangun? (Helder Nadeak, Kalimantan Selatan) Sejujurnya musik Indonesia harus bangga dengan perkembangan musik yang sekarang bisa kita lihat di semua stasiun televisi. Ada banyak genre dan musisi muda berbakat yang bermunculan. Dan itu tidak ada di era 1980-an. Kita tidak bisa berpatokan dengan lagu-lagu di zaman 1980-an yang hanya berlirik sangat sederhana yang mungkin dan sangat gampang diingat sehingga lagu tersebut menjadi lagu legend hingga sekarang. Saat itu, musisi sangat sedikit, tidak seperti sekarang persaingan band generasi muda sangat tidak gampang karena banyaknya band di Indonesia. Apa yang akan kalian lakukan 10 tahun ke depan untuk mendukung musik Indonesia. Mau jadi apa kalau dilahirkan kembali? (Adi, Bekasi, Jawa Barat) Kami hanya berusaha produktif dalam karya agar 10 tahun ke depan pun kami tetap menjadi inspirasi teman-teman musisi lain. Jika dilahirkan kembali, saya (Roby) ingin jadi wartawan karena sepertinya pekerjaan teman-teman seru sekali, he- he-he. Hai Geisha, bagaimana kesan kalian saat manggung di Banjarmasin akhir Juni lalu? Apa saja yang menjadi pertimbangan Geisha dalam memutuskan hit single yang akan diluncurkan? (Prasetya, Banjarbaru, Kalimantan Selatan) Bisa hadir menemui My Geisha di Banjarmasin jelas membuat kami sangat senang. Antusiasme My Geisha di Banjarmasin kami acungi jempol karena mereka sangat kompak. Pertimbangan hit yang akan kami keluarkan berdasarkan diskusi semua tim dari Musica Studio, produser, dan Geisha. Menurut kalian, apakah benar ketenaran dan keberhasilan band itu karena faktor uang? (Ditya Septiana, Cileungsi, Bogor) Faktor uang? No! Tapi karena kesabaran dan kualitas. Dalam semua album Geisha, siapa yang lebih banyak menciptakan lirik lagu? Dalam perjalanan Geisha dari awal karier sampai sekarang, siapa yang menjadi inspirasi dalam bermusik? Untuk Momo, satu-satunya perempuan dalam band ini, pernah merasa ada cinta lokasi (cinlok) dengan teman-teman yang lain? (Achmad Febriansyah, xxxx@yahoo.com) Yang banyak menciptakan lagu adalah Roby. Inspirasi kami sangat universal. Apa pun yang kami rasa bisa menjadi referensi akan kami pelajari dan kami tuangkan dalam bentuk genre Geisha. Cinlok? No. Boleh nantangin buat Geisha agar sesekali musikalitasnya diaransemen etnik-etnik Indonesia kayak pelbagai awak Geisha dong. Siapa tokoh atau grup yang menginspirasi lagu atau penampilan Geisha? (Christian S Sembiring K, Yogyakarta) Mungkin saja kami akan memasukkan unsur etnik. Kenapa tidak? Sebenarnya hal itu sudah kami lakukan pada 2006-2007. Kami menjadi salah satu pemenang di Hitam Putih Internasional yang memadukan komposisi etnik dan modern. Sayangnya, komposisi tersebut belum tentu dapat diterima telinga masyarakat secara keseluruhan. Grup apa saja menjadi inspirasi kami karena ada banyak pelajaran di setiap genre. Menurut kalian, apakah perlu sebuah band membuat video klip mengingat acara musik di televisi lebih banyak yang langsung. (Aida Yulia Amany, Pemalang, Jawa Tengah) Jelas band membutuhkan klip. Tanpa klip, kami tidak bisa presentasi karya hingga sampai di on air. Karakter personal player akan terlihat jelas di klip. Lagu-lagu yang terangkum dalam keseluruhan album Geisha banyak yang menjadi top hit. Namun, kalau diamati, kebanyakan melodinya mellow (slow) dan syairnya ”patah hati”. Bisa tidak ya, Geisha keluar dari pakem (mainstream)-nya? (Hendra Setiawan, Surabaya, Jawa Timur) Hit mellow yang kami keluarkan adalah strategi bisnis yang sudah kami pikirkan, bukan berarti Geisha band mellow. Apakah ada rencana konser ke luar negeri dalam waktu dekat? Agak bete nih melihat band-band luar negeri yang banyak tampil di Indonesia. Padahal, band-band luar negeri juga enggak bagus-bagus amat. (Adi Vege, xxxx@yahoo.com) Semoga dalam waktu dekat kami bisa tampil di negeri tetangga. Namun, kami belum bisa memberi jawaban pasti. Saya justru bangga band luar negeri bisa perform di Indonesia walaupun band Indonesia sangat banyak yang baik. Namun, mungkin kesempatan untuk go international tidak segampang yang kita kira karena band Indonesia mayoritas menggunakan bahasa Indonesia untuk menarik fansnya. Beda dengan band luar yang berbahasa Inggris. Pernahkah Geisha diajak berkolaborasi dengan musisi dari luar negeri? Menurut kamu, bener enggak sebenarnya musisi Barat enggak perhatian dengan musik Indonesia. Buktinya penyanyi James Morrison yang minggu lalu menyanyi di Jakarta ternyata belum pernah mendengar musik dari band Indonesia. (Martha Narulita, Balikpapan, Kalimantan Timur) Kami belum mendapat kesempatan berkolaborasi dengan artis luar negeri. Semoga lain kali.... Saya rasa tidak benar bahwa musisi-musisi Barat tidak terlalu antusias dengan musikalitas musik Indonesia. Justru mereka mencintai musik etnik dari Indonesia. Wajar James Morrison tidak pernah mendengarkan musik Indonesia karena kita pastikan dia tidak tahu bahasa Indonesia. Mendengarkan lagu tanpa tahu bahasanya apa artinya? Jadi, ya, wajar saja. Kota mana di Indonesia yang Geisha belum pernah tampil? Pernah enggak kebayang sama kamu bermain band di desa yang terpencil, misalnya di Kabupaten Malino atau Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur? (Prasetya, Balikapapan, Kaltim) Ada banyak kota kecil yang belum kami bisa tempuh karena alasan transportasi. Ke desa terpencil di Malino? Ya, kebayang aja. Kenapa tidak mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin. Aku pernah membaca, kalian yang menjadi anggota Geisha dulu merupakan kawan sekolah yang kemudian bergabung membentuk band. Apakah kalian sempat melanjutkan kuliah sambil bermain band? (Astri, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan) Ya, kami satu sekolah. Hingga kuliah, kami tetap bermain band di sela-sela jadwal kuliah kami yang cukup padat. Terima kasih semua. Salam sayang dari kami, Geisha. Pemenang "Kompas Kita" edisi Fira Basuki ("Kompas", 9/10) • 1. Rasno Ahmad Shobirin, Cilacap • 2.Sita Adyani, Sleman, Yogyakarta • 3. Khurin Ien, Cikarang, Bekasi • 4. Rini Suyati, Jakarta Selatan • 5.Adian Saputra, Bandar Lampung Sumber Share this post Link to post Share on other sites