Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Bisnis -> Wilmar Akuisisi Duta Sugar USD105 Juta

Recommended Posts

JAKARTA - Perusahaan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) asal Singapura, Wilmar International Limited, telah mengakuisisi produsen gula rafinasi, PT Duta Sugar International dengan nilai akusisi USD105 juta pada bulan lalu.

 

Melalui akuisisi itu, diharapkan kapasitas produksi Duta Sugar akan meningkat hingga 30 persen dari saat ini yang sebesar 800 ribu ton per tahun.

 

"Sebulan lalu, proses akusisi Duta Sugar baru selesai. Nilainya sekitar USD105 juta. Pabrik refinary gula rafinasi, bukan perkebunan,"kata MP Tumanggor di Jakarta Kamis (25/8/2011).

 

MP Tumanggor menjelaskan, target peningkatan kapasitas tersebut bisa tercapai apabila didukung oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Selama ini Duta Sugar sudah punya pelanggan. Pasar bisa kami perluas tapi itu tergantung kebijakan pemerintah. Misalnya, dikeluarkan izin impor raw sugar (gula mentah) lalu kita proses dan ekspor. Itu juga bisa meningkatkan penerimaan negara," ucapnya.

 

Dirinya mencontohkan, misalnya impor gula mentah dari Australia, lalu akan diolah di Indonesia dan diekspor ke berbagai negara yang mengalami kekurangan gula rafinasi. Dijelaskan pula, pihaknya tidak bisa mengungkapkan apa saja yang menjadi indikator Wilmar dalam mengakuisisi Duta Sugar. "Kalau ada hitungannya ya menguntungkan. Indikasi menguntungkan cuma direksi yang tahu," tuturnya.

 

Tidak hanya pabrik gula, MP Tumanggor mengatakan, Wilmar juga menargetkan bisa berinvestasi di sektor perkebunan tebu. Namun, MP Tumanggor menyayangkan, lahan perkebunan di Indonesia sangat terbatas.

 

"Kita impor cukup banyak gula tapi lahan sangat terbatas. Masalah kami cuma lahan, yang lain  nggak ada, sekalipun pajak. Program swasembada gula yang dicanangkan pemerintah masih terkendala masalah ketersediaan lahan," paparnya.

 

MP Tumanggor menambahkan, saat ini, lahan yang masih layak tanam terdapat di Sulawesi. Namun, kata dia, harganya masih sangat mahal. Idealnya, harga tanah yang bisa ditanami tebu adalah sekitar Rp7 juta per hektare (ha).

 

"Di Merauke juga nggak mungkin. Food estate di Merauke dikabarkan pending dan dijadikan hutan lindung," ucapnya.

 

Sementara itu, Corporate Secretary Wilmar Nabati Johannes mengatakan, porsi kapasitas produksi CPO Wilmar saat ini masih di bawah 50 persen terhadap total produksi CPO nasional. "Produksi kita masih kecil sekali, dibandingkan dengan Astra dan perusahaan lain," kata Johannes.

 

Johannes menuturkan, luas lahan kelapa sawit Wilmar adalah sekitar 210 ribu ha. Adapun, luas lahan itu sudah termasuk kebun plasma yang sebesar 60 ribu ha.

 

"Dukungan pemerintah daerah masih kurang. Masalah lahan dan kebijakan moratorium menjadi kendala kita," ungkapnya. 

 

Johannes menambahkan, saat ini, Wilmar belum berencana untuk berinvestasi di sektor CPO.

 

"Terakhir, kita investasi di sektor hilir di daerah Gresik. Kita bangun bio diesel itu sudah lama. Setelah Gresik, rencananya yang tahu cuma direksi. Apalagi sudah masuk September. Biasanya kita investasi di awal tahun. Tapi belum adasoundingdari direksi," tutup Johannes. (nia)

(Sandra Karina/Koran SI/rhs)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...