لعبة

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang PS Brojonegoro mengungkapkan inflasi akibat kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) lebih kecil ketimbang jika pemerintah menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM).

 

"Kalau TTL itu di bawah 0,5 persen ya. Tapi kalau BBM itu antara 0,5-1 persen bahkan bisa lebih, tergantung besaran kenaikkannya," ungkap Bambang kala ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8/2011).

 

Menurutnya, tekanan inflasi yang ditimbulkan dari kenaikan TTL baik dari first round maupun dari second round tetap tidak akan setinggi kenaikan harga BBM. "Dampak inflasinya lebih besar (menaikkan BBM). TTL ga terlalu besar. kalau listrik itu lebih berpengaruh pada daya saing industri. Kalau biaya inputnya lebih besar porsinya," jelas dia.

 

Seberti diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan, untuk subsidi listrik diturunkan cukup signifikan dari Rp65 triliun pada 2011 menjadi Rp45 triliun pada RAPBN 2012. Penurunan tersebut diiringi dengan kenaikan TTL sebesar 10 persen pada April 2012.

 

"(Tahun ini) kita lanjutkan konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg. Untuk itu akan ada kenaikan TTL sebesar 10 persen. Ini akan dilakukan April 2012, akan dinaikkan secara proporsional tapi Rumah Tangga Miskin (RTM) tidak akan naikkan," ungkap Agus.

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kenaikan ini perlu untuk menutup biaya produksi dari sebuah pembangkit listrik. Dia mencontohkan, saat ini biaya memproduksi listrik Rp1.000 per KWH nya sementara harga jual pada masyarakat masih Rp600 per KHW.

 

"Gap-nya masih jauh. Ada dua pendekatan, kenaikan hanya salah satunya, yang paling penting menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dengan mengganti penggunaan energi primernya," jelas Hatta.

(ade)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber