HOW TO GET AN ADVANCE CRYPTO RECOVERY EXPERT LEE ULTIMATE HACKER

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Indonesia, yang merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia akan menghadapi penurunan ekspor komoditas tersebut. Penurunan ini akan terjadi setelah India efektif menaikkan pajak impor dua kali lipat terhadap produk olahan dari minyak nabati.Dilansir dari Reuters, Jumat (20/7/2012), langkah yang diterapkan India ini sebagai langkah yang juga bisa mendorong Malaysia untuk merombak pajak.

 

India, yang mengimpor lebih dari setengah jumlah konsumsi minyak sayurnya, yakni dari sekira 16 juta ton per tahun, mengakhiri pembekuan harga dasar impor olein kelapa sawit selama enam tahun. Langkah ini diikuti adanya lobi-lobi dari penyuling India, setelah Indonesia memangkas pajak ekspor untuk minyak yang diproses Oktober lalu.

 

"Respons India akan merugikan, baik bagi konsumen India dan produsen Indonesia," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia Fadhil Hasan.

 

Dia mengatakan, respons kebijakan India ini terjadi setelah adanya pemotongan pajak di Indonesia sehingga membuat kilang India tidak kompetitif. "Tindakan yang sama akan dilakukan oleh Malaysia," tambahnya.

 

Laporan media di Malaysia telah menunjukkan bahwa negara Asia Tenggara akan mereformasi pajak ekspor sawit mentah (CPO) untuk mendukung penyuling yang dipengaruhi oleh struktur pajak ekspor Indonesia.

 

Diketahui, produksi minyak sawit di Indonesia diperkirakan sebanyak 23-25 juta ton pada tahun ini, dengan India, China, dan Eropa sebagai pembeli utamanya. (ade)

 

 

 

Sumber