لعبة

[Lebay Pemilik Lapak 0]

DEPOK - Mudik sudah menjadi tradisi tahunan atau agenda rutin setiap hari raya Idul Fitri. Bahkan, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memperkirakan arus mudik 2011 mencapai sekira 7.129 orang atau naik sekira 12,89 persen.

 

Banyak dampak yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat baik dari sisi sosial atupun ekonomi. Antropolog Islam Arif Zamhari menilai fenomena mudik telah melahirkan kapitalisasi ekonomi.

 

"Fenomena mudik saat Lebaran telah melahirkan kapitalisasi ekononomi yang memiliki dampak luas. Contohnya, maskapai penerbangan menaikkan harga tiket gila-gilaan. Ini saatnya panen buat mereka dan masyarakat cenderung memaklumi kenaikan harga itu. Belum lagi yang lainnya,” katanya kepada wartawan, di Depok, Minggu (21/8/2011).

 

Arif menuturkan, saat bulan Ramadan dan mendekati Hari Raya Idul Fitri merupakan saat perekonomian menggeliat dengan banyaknya tuntutan kebutuhan masyarakat. Dia menjelaskan, pemenuhan bidang perdagangan dan jasa naik secara drastis.

 

"Tidak jarang, kenaikan harga yang melambung tinggi sampai tidak dapat dikendalikan. Dampaknya, masyarakat merasakan secara langsung terbebani. Alamnya globalisasi seolah tanpa batas. Tidak hanya ekonomi saja, tapi dalam bidang agama juga,” jelas peraih nobel penghargaan dari Yale University ini.

 

Mudik secara perspektif psikologis manusia akan kembali ke asal. Untuk itu, lanjutnya, mereka sangat memperhatikan untuk bisa pulang ke kampung halaman. Ia menegaskan, bahwa fenomena tersebut merupakan naluri kemanusiaan atau sebagai fitrah.

 

"Jadi tidak hanya cukup dengan menggunakan handphone saja, tapi perlu bertatap muka secara langsung. Ini tidak melanggar secara agama bahkan dianjurkan, fenomena mudik tetap akan  terjadi sepanjang masa karena merupakan fitrah manusia yang tidak bisa dihindari,” tandasnya.

(ade)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber