Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Cost recovery naik US$800 juta, APBN 'tekor'

Recommended Posts

JAKARTA : Pemerintah memperkirakan biaya operasi perminyakan yang harus dikembalikan kepada kontraktor (cost recovery) meningkat pada tahun depan, dari US$12,5 miliar pada 2011 menjadi US$13,3 miliar. Hal itu menjadi salah satu penyebab menurunnya penerimaan negara dari sektor migas dalam RAPBN 2012.

 

Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2012, penerimaan PPh migas ditargetkan mencapai Rp58,7 triliun, lebih rendah bila dibandingkan dengan target dalam APBN-P 2011 yang sebesar Rp65,23 triliun.

 

Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sumber daya alam direncanakan sebesar Rp172,9 triliun, turun sebesar Rp19,1 triliun dibandingkan target 2010 yang mencapai Rp191,97 triliun.

 

Penurunan PNBP SDA tersebut disebabkan oleh penurunan penerimaan SDA migas sebesar Rp17,2 triliun atau negatif 9,9%, dari Rp173,16 trilioun menjadi Rp112,44 triliun. Kemudian PNBP non migas juga turun dari Rp18,8 triliun menjadi  Rp16,8 triliun.

 

Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo menjelaskan menurunnya penerimaan neagra dari sektor migas dikarenakan asumsi minyak mentah Indonesia (ICP) yang digunakan dalam RAPBN 2012 sebesar US$90 per barel atau lebih rendah dari APBNP 2011 yang sebesar US$95 per barel. Faktor lainnya adalah meningkatnya cost recovery dari US$12,5 miliar di 2011 menjadi US$13,3 miliar.

 

"Penerimaan SDA turun karena asumsi ICP US$90 per barel dibandingkan APBNP 2011 US$95 per barel. Terus asumsi cost recovery juga meningkat dari US$12,5 miliar menjadi US$13,3 miliar. Jadi di situ terjadi kontraksi," jelas dia di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, pekan lalu.

 

Cost recovery merupakan biaya operasi dalam rangka kegiatan operasi perminyakan yang meliputi kegiatan eksplorasi, pengembangan dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang dapat dikembalikan dalam rangka kontrak kerja sama. Cost recovery mencakup seluruh biaya, kecuali bonus-bonus dan biaya-biaya lain diluar persetujuan pemerintah.

 

Dari sisi produksi minyak, Menkeu menyoroti target 970.000 barel per hari (bph) di APBN 2011 yang tidak bisa dicapai sehingga dikoreksi menjadi 945.000 barel per hari. Pada RAPBN 2012, target lifting hanya sedikit dinaikan menjadi 950.000 bph.

 

"Perlu ada terobosan untuk  mencapai (lifting) itu. Selama beberapa tahun terakhir ini tantangannya adalah untuk mencapai target lifting supaya bisa dipenuhi. Jadi ini memang hubungannya sama dua hal, perencanaan yang lebih baik dan implementasi yang lebih commited," katanya. (ea)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...