لعبة

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Proses audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) seharusnya tidak hanya sebatas divestasi saham tujuh persen yang akan dibeli Pemerintah Pusat melalui Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

 

Hal ini disampaikan Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch (ICW) Firdaus Ilyas, dalam Diskusi Publik: Meneropong Hasil Audit Investigasi BPK Atas Kisruh Divestasi Saham PT Newmont Nusa Tenggara, di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (19/8/2011).

 

Audit investigasi BPK itu, lanjutnya, juga harus menyentuh persoalan penjualan saham milik PT Pukuafu Indah di PT NNT sebesar 2,2 persen oleh PT Indonesia Masbaga Investama (IMI). Sebab transaksi itu dinilai hanya sebagai akal-akalan pemilik saham asing PT NNT agar bisa tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

 

Menurutnya, secara potensial memang tambang Batu Hijau, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang konsesinya dimiliki PT NNT itu sangat menarik. Batu Hijau paling prospektif baik dari aspek kadar cadangan, serta kandungan konsentrat yang dimiliki.

 

"Sedangkan di sisi lain, ongkos produksinya adalah yang paling rendah dibandingkan seluruh areal tambang milik Newmont lainnya. Jadi wajar jika asing ingin tetap menguasai kepemilikan saham PT NNT dengan segala cara," pungkasnya.

(Iman Rosidi/Trijaya/ade)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber