Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Bisnis -> Mudik Bareng Brand, Transaksi atau Relasi?

Recommended Posts

"Bu, tahun ini tidak usah membelikan saya tiket travel untuk mudik. Saya sudah dapat tiket gratis nih,” demikian kata Mala, asisten rumah tangga di rumah kami, yang ingin mencoba ikut mudik bersama dengan Giant tahun ini.

 

Sebagai salah satu konsumen setianya, maka sudah jauh-jauh hari Mala mengumpulkan kupon dan rela ikut antre untuk mendapatkan jatah kursi bis pulang kampung. Di rumah kami, memang Mala termasuk decision makers untuk memilih supermarket mana yang akan dijadikannya tempat belanja.

 

Sudah lebih dari setahun ini saya kesulitan waktu untuk ikut belanja bulanan, sehingga pergi ke supermarket atau hipermarket merupakan tugas Mala dibandingkan saya sendiri. Saya bebaskan, apakah ia akan belanja ke Giant, Carrefour, Hari-Hari, atau ke pasar modern yang baru selesai dibangun.

 

Tidak lama lagi, bahkan kami akan mendapat satu lagi pilihan outlet supermarket,yaitu Lotte Mart. Saya amati, dalam proses pengambilan keputusan, harga bukanlah satu-satunya untuk Mala. Ada banyak faktor lainnya, termasuk kesegaran produk, kenyamanan belanja, dan kemudahan transportasi dari outlet ke rumah.

 

Sekarang, saya kira, akan ada satu tambahan kriteria, outlet mana yang memperhatikan kebutuhan mudiknya dan yang mana yang tidak. Pulang bareng Giant kali ini untuknya merupakan titik penting pertemanan yang akan membawa dampak terhadap pemilihan outlet pada saat kesempatan berbelanja berikutnya (setelah Lebaran).

 

”Kalau ada diskonnya sudah biasa, lagi pula cuma Ibu yang merasakan. Kalau ini, saya juga kecipratan dapat manfaatnya Bu," tuturnya. Tentu saja proses pertemanan ini akan ditentukan oleh moment of truth nanti saat mudik bersama. Mudah-mudahan saja, pengalamannya positif, sehingga Mala bisa sampai ke kampungnya dengan selamat dan enjoy selama perjalanannya.

 

Kita tunggu saja seperti apa ceritanya setelah kembali dari kampung. Kegiatan mudik bersama ini bukan kegiatan event kecil yang bisa dikerjakan secara sambil lalu. Brand yang telah berkomitmen untuk menyelenggarakan, harus hati-hati dalam tata laksananya. Ibarat pisau bermata dua. Kegiatan mudik bersama ini bisa memberikan kesan luar biasa bagi pemudik.

 

Tetapi, jika tidak hati-hati akan menjadi pisau yang tajam yang melukai hati. Kesan ini akan terbawa terus hingga memengaruhi keputusan untuk tetap menjadi ”teman baik” brand atau tidak.

 

Kegiatan Sosial atau Consumer Promo?

 

Kegiatan transaksional adalah kegiatan yang dikerjakan oleh brand tetapi dengan mengutamakan pemasukan penjualan. Consumer promotion, adalah salah satu contoh kegiatan transaksional. Insentif yang diberikan sudah dihitung berdasarkan pertambahan penjualan yang akan diperolehnya. Kegiatan relasional, sebaliknya, tidak mengutamakan pada penjualan dan pendapatan semata.

 

Kegiatan bakti masyarakat, kegiatan edukasi konsumen dan memberikan manfaat lebih kepada konsumen tanpa harus dikaitkan dengan transaksi produk yang dibeli. Yang utama adalah pembinaan hubungan baik dan proses konversi dari teman biasa menjadi teman baik atau sahabat.

 

Pada acara jumpa pers, brand yang mengumumkan penyelenggaraan acara mudik bersama selalu mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan atas dasar kepedulian sosial terhadap pelanggan. Dan, sebagai ucapan tanda terima kasih brand kepada konsumennya. Jika diamati lebih dalam, ternyata tidak semua kegiatan yang digelar oleh brand merupakan bentuk kepedulian murni.

 

Beberapa perusahaan masih menggunakan prinsip consumer promotion, di mana ini adalah kegiatan yang dikaitkan dengan transaksi berbelanja produk. Bahkan, sebagai alat untuk berjualan lebih banyak dari periode biasa. Apakah sebuah kegiatan pemasaran bisa dianggap muatan sosial yang lebih tinggi bisa dilihat juga dari kemudahan syarat mendapatkannya, jumlah kursi yang diberikan, dan tema sosial yang diusung oleh kegiatan ini.

 

Holcim, secara kesehariannya sudah mempunyai hubungan yang cukup erat dengan para ahli bangunan. Saat mudik adalah saat sangat penting bagi mereka. Diberikannya kesempatan untuk 5.000 orang ahli bangunan untuk mudik gratis, bisa dikategorikan sebagai bentuk kepedulian sosial.

 

Contoh lainnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh PT Astra Honda Motor (AHM). Mudik Lebaran kali ini dikemas dengan sebuah tema bentuk kepedulian sosial yang lebih terasa. Dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya di mana terjadi angka kecelakaan yang tinggi dengan pengendara sepeda motor waktu mudik, membuat perusahaan ini memberikan solusi.

 

Sebanyak 22 truk besar dua sumbu akan disiapkan membawa 1.100 sepeda motor. Pengendara motornya sendiri, 56 bus AC sudah disiapkan untuk membawa mereka ke kampung halaman. Membina relasi dengan stakeholder penting tidak selalu harus dengan menghitung biaya vs penjualan yang dihasilkan.

 

Bungkusan transaksional untuk mendapatkan manfaat mudik melemahkan kegiatan sosial yang sedianya ingin ditonjolkan. Brand perlu menambah unsur relasional karena di dalamnya ada banyak intangible benefit yaitu terciptanya sebuah kedekatan emosional yang tidak bisa diukur dengan uang.

 

Kegiatan relasional akan berdampak, misalnya, jumlah pemudik yang dirangkul menjadi lebih banyak. Lalu, harapan pemudik, kalau perginya diantar, pulangnya dijemput juga dong.

AMALIA E MAULAN A PH D

Brand Consultant & Ethnographer

 

ETNOMARK Consulting

http://www.amaliamaulana.com

http://www.etnomark.com 

(Koran SI/Koran SI/ade)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...