Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

'SBY cuma sepintas bahas kedaulatan pangan'

Recommended Posts

JAKARTA: Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak menyinggung persoalan pangan secara detail terutama impor pangan yang sangat besar.

 

Pidato SBY di hadapan Anggota DPD dan DPR itu menyinggung banyak persoalan kebangsaan, tetapi tidak ada masalah pangan yang fundamental secara khusus dicermati.

 

Anggota Komisi IV F-PKS DPR Rofi' Munawar menanggapi isi pidato SBY masih jauh dari harapan. Optimisme pidato Presiden khususnya kondisi ekonomi, ujarnya,  perlu dikritisi.

 

"Karena realitas lapangan bisa jadi sangat kontras. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir selama Januari-Juni 2011, impor pangan Indonesia mencapai 11,33 juta ton dengan nilai US$ 5,36 miliar [kurang lebih Rp45 triliun]," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, hari ini.

 

Salah satu yang disinggung oleh Presiden SBY pada awal bagian pidatonya bahwa saat ini Indonesia di kawasan Asia Tenggara tercatat sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar. Banyak pihak, seperti dituturkan SBY, Indonesia sebagai emerging economy.

 

Presiden menambahkan Indonesia juga memiliki peluang yang sangat baik untuk menjadi salah satu negara dengan skala ekonomi sepuluh besar di dunia, dalam dua sampai tiga dasawarsa mendatang.

 

"Bisa jadi optimisme skala ekonomi terbesar yang dimaksud Presiden SBY hanya sebatas pada skala konsumsi besar yang dilakukan oleh penduduk Indonesia, bila hal ini benar menandakan bahwa kita sebagai bangsa adalah bangsa yang tidak produktif," ujarnya.

 

Rofi' memandang investasi dan peningkatan belanja pemerintah yang diharapkan memperkuat perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha kembali terasa kontras apabila melihat banyaknya anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam kebijakan importasi pangan selama ini.

 

Kementerian Perdagangan tercatat telah melakukan importasi pada banyak komoditas pangan utama sepanjang semester I/2011. Melalui Perum Bulog pada akhir Juli 2011 membuka keran impor beras dari Vietnam sebanyak 500.000 ton senilai Rp2,1 triliun.

 

Lalu Kemendag mengimpor bawang merah selama semester I/2011 mencapai 141.795 ton dengan nilai US$67,611 juta atau sebanding dengan Rp5,7 triliun.

 

Indonesia juga masih mengimpor kedelai, sebagai bahan baku tahu dan tempe, sebanyak 1,7 juta ton setara dengan US$840 juta atau Rp7,14 triliun dengan kurs Rp8.500/US$.

 

"Tingginya angka importasi pangan merupakan bukti nyata bahwa pemerintah tidak peduli terhadap pertumbuhan petani lokal. Importasi pangan dilakukan hampir di seluruh komoditas pertanian, dari beras hingga singkong."

 

Dengan kebijakan importasi pangan yang sedemikian besar, sulit untuk diharapkan terjadi perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di sektor pangan, padahal menurut data BPS sebanyak 72% orang miskin berada di sektor pertanian. (ea)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...