Transportasi Kereta Diserbu di Momen Nataru, 1,9 Juta Tiket Terjual

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: APBN tahun depan harus lebih realistis dengan memperbesar pos belanja yang produktif ketimbang yang konsumtif. Ekonom dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih menyatakan pemerintah harus bisa mengurangi belanja subsidi dan pegawai, dan lebih memberikan alokasi yang lebih besar untuk pembangunan infrastruktur.

 

“Jangan terlalu banyak subsidi listrik dan BBM. Masih banyak yang harus dibiayai oleh pemerintah agar perekonomian tumbuh lebih baik,” ujarnya hari ini. Menurut Sri Adiningsih, APBN 2012 sejauh ini masih belum bisa lepas dari utang. Karena itu, penggunaannya pun harus lebih diarahkan ke sektor yang produktif.

 

Tahun depan pemerintah akan menghadapi kondisi perekonomian global yang masih agak berat. Terkait dengan masalah tersebut, pemerintah diminta untuk memberikan antisipasi serta bisa memberikan stimulus terhadap sektor riil.

 

Sementara itu, ekonom dari INDEF Ahmad Erani Yustika menyatakan kendati rasio utang terhadap PDB rendah, akan tetapi cicilan bunga yang harus ditanggung pemerintah memakan porsi yang cukup besar.

 

Bahkan, porsi cicilan utang menempati urutan kedua dalam pengeluaran pemerintah, di bawah anggaran untuk pendidikan. “Hal itu membuat ruang untuk memperbesar porsi pembangunan menjadi kecil.

 

Ditambah lagi, belanja tetap pemerintah untuk membayar gaji pegawai menyebabkan APBN masih belum memberikan ruang yang memadai untuk pembangunan,” tuturnya.

 

Untuk itu, pemerintah diminta melakukan negosiasi utang, terutama untuk utang yang dipakai mendanai pembangunan pada periode 1997-1998.

 

“Periode tersebut tingkat korupsinya cukup tinggi, membuat utang yang digunakan untuk pembangunan tidak efisien. Langkah yang lainnya adalah dengan mengefisienkan semua sektor,” lanjut Ahmad. (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber