Jelang Libur Natal, Wall Street Dibuka Beragam

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Implikasi kondisi global yang terkena krisis sekarang ini tidak akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Walaupun arus modal masuk terus masuk ke Indonesia.

 

"Arus akan masuk pasar saham obligasi, dengan kondisi begini akan terjadi votality namun yang penting fundamental kita solid. Untuk jangka  panjang kita optimis," ungkap Chief Economist Bank Mandiri Destri Damayanti ketika buka bersama di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (15/8/2011) malam.

 

Lebih jauh dijelaskannya, Indonesia sekarang juga terus disokong dengan tren rupiah yang terus meningkat. Dia meyakini ini akan terus terjadi ke depannya. "Asing di jangka panjang, masih percaya dengan ekonomi kita, pemerintah mempunyai instrumen-instrumen untuk membentangi ini," tambahnya.

 

"Kondisi kita jauh lebih sehat dibandingkan 1998 atau 2008. Cadangan devisa sekarang adalah tertinggi, rasio terhadap utang. Kita masih mampu membayar utang jangka pendek, kalau ada sudden reversal," jelasnya.

 

Bukan hanya itu rasio terhadap impor dan bunga jangka pendek di Indonesia masih tinggi sekali, dan Indonesia masih mampu tujuh kali, maksudnya  walaupun kita tidak ekspor tujuh bulan kita masih kuat.

 

"Ekspor impor naik cepat, agak dilematis, eksportir teriak rupiah menguat, namun angka menunjukkan ekspor naik, 53 persen surplus dibandingkan smemester satu tahun lalu," pungkasnya.

 

Dia juga mengatakan peluang Indonesia untuk tumbuh luar biasa besar, bisa mencapai tujuh persen rata rata sampai 2016, investasi juga besar. "Struktur demografi yang sehat, kategori yang population, Meningkatnya penduduk berpendatapan menegah. Saat ini 130 juta jiwa, mengapa konsumsi terus kuat karena memang kelompok menengah yang spending-nya menguat," pungkasnya.

(wdi)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber