Jelang Libur Natal, Wall Street Dibuka Beragam

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Bank Indonesia mengklaim dari tahun ke tahun telah terjadi penurunan rasio penemuan uang palsu, sebab itu BI tidak mengeluarkan pecahan uang baru dalam masa penukaran uang pada Ramadhan kali ini.

 

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ardhayadi Mitroatmodjo mengungkapkan desain baru lebih sering dibutuhkan untuk mengurangi potensi pemalsuan uang.

 

"Selama uang itu dinilai lama, potensi pemalsuan menjadi lebih mudah terjadi, itu berarti saatnya redesign," ujarnya usai melakukan inspeksi mendadak ke pusat penukaran uang di Lapangan IRTI Monumen Nasional (Monas), hari ini.

 

Menurutnya selama ini Bank Sentral menanggulangi persoalan tersebut dengan peningkatan kemananan dan tingkat kesulitan pencetakan uang (security featured upgrading).

 

Namun demikian, Ardhayadi menilai hal tersebut belum perlu dilakukan. Untuk saat ini, BI lebih memilih untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mendeteksi keberadaan uang palsu.

 

"Sosialisasi juga dilakukan ke sekolah-sekolah. Selain itu kami juga menggunakan metode wayang kulit di beberapa kabupaten untuk melakukan sosialisasi," jelasnya.

 

Selain itu, dia juga mengungkapkan, pada periode Januari-Juni 2011 penemuan uang palsu sebanyak 6 lembar uang palsu dalam I juta lembar uang. Sementara pecahan yang paling banyak dipalsukan adalah pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. (Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber