Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

‘Indonesia Pasar yang Besar’

Recommended Posts

JAKARTA—Dassault Syst­è­mes, perusahaan terkemuka asal Prancis yang menyediakan 3D Experience untuk inovasi yang berkelanjutan, sedang gencar ekspansi ke Indonesia. CATIA, SolidWorks, ENOVIA, SIMULIA, DELMIA, adalah beberapa perangkat lunak yang mereka tawarkan. Belum lama ini Bisnis berkesempatan mewawancarai Pierre Marchadier yang merupakan Vice President, Cor­­po­rate Communications & Glo­bal Industry Development Dassault Systèmes di Jakarta. Berikut petikannya.

 

Apa yang membuat Dassault Systèmes tertarik ekspansi ke Indonesia?

 

Indonesia adalah negara yang sangat penting buat kami karena Indonesia adalah negara besar dengan populasi tinggi dan memiliki potensi besar untuk bisnis dan industri. Semua orang melihat Indonesia saat ini. Indonesia adalah pasar yang besar untuk otomotif, transportasi, penerbangan, energi, dan pertambangan. Kami mencari partner untuk membangun industri. Kami menawarkan kesempatan untuk bekerjasama karena kami menciptakan software dan solusi bisnis. Kami sudah berpengalaman 30 tahun sejak berdiri 1981.

 

Apa saja yang ditawarkan Dassault Systèmes?

 

Perusahaan bisa menggunakan software kami untuk menciptakan sebuah produk, kami sediakan mulai dari konsepnya, rekayasa, manufaktur, pemilihan material, hingga proses daur ulang produk. Customer bisa mensimulasikannya. Sementara produknya bisa bermacam-macam, mulai dari sebotol shampo hingga mobil Honda, mereka juga menggunakan tools kami untuk menciptakan mobil. Moda transportasi seperti bis dan pesawat juga menggunakan sistem kami. Di Indonesia, kami sudah menjalin kerja sama de­ngan BPPT, PT Dirgantara In­­do­nesia, dan Vale (dulu Inco). Sementara, customer global kami di antaranya Adidas, Bosch, Electrolux, Gu­ess, Nissan, Ab­bott, Airbus, Boe­ing, Nokia, Panasonic, Sony Ericsson, dan To­yota. Solusi 3D experience memberikan kesempatan ke­­pada customer untuk memenuhi kebutuhan pasar dan membuat customer happy.

 

Baru-baru ini Anda mengakuisisi Gemcom, bisa ceritakan lebih lanjut?

 

Ya, dan Juli nanti kami akan finalisasi akuisisi perusaha­an simulasi Gemcom Software In­­ternational (Gemcom) senilai US$360 juta. Gemcom itu pe­­mim­­pin dunia dalam solusi pe­­rang­kat lunak industri pertambangan dan memiliki kantor di Jakarta untuk melayani pasar In­­do­­nesia yang dinamis dan ber­kem­bang.

 

 

Software Gemcom sudah diaplikasikan lebih dari 5.500 tambang yang beroperasi dan mencakup total 15.000 proyek tambang di seluruh dunia. Dengan akuisisi ini, kami bisa lakukan management complexity. Indonesia itu sangat penting karena memiliki banyak sumber daya alam. Kami ingin men-support untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di sini. Kami bisa bantu mulai dari studi kelayakan, eksplorasi, bagaimana support geologi, dan seterusnya. Untuk menyimpan data-data seperti sampling study, otak manusia sangat sulit mengintegrasikan seluruh data geologi. Oleh karena itu, kami mampu menyediakannya. Khusus sektor pertambangan, kami punya banyak partner dari Australia dan Kanada.

 

Itu menarik. Perusahaan Australia dan Kanada banyak yang memiliki tambang di In­­do­nesia. Di Indonesia sendiri masih sedikit yang menggu­na­kan software anda?

 

Kami tidak bisa disclose client kami satu-satu. Tapi intinya Indonesia adalah emerging country, di mana pendidikan adalah sangat penting. Penting untuk Indonesia memiliki lebih banyak engineer dan teknisi, itu kenapa Dassault Systèmes sangat hati-hati pada sisi pendidikan. Kalau orang Indonesia bisa menggunakan tools kami, anda bisa punya perusahaan yang baik dan kesempatan yang baik untuk menyerap know-how dan bertemu pemain-pemain besar dunia. Apalagi Indonesia kini mempunyai proyek besar dalam MP3EI. Indonesia harus melalui proses ini untuk bisa jadi independen. Tools yang kami punya bisa digunakan. Indonesia masih dalam proses yang butuh part­ner, dan kami bisa berikan itu.

 

Jadi memang pendidikan adalah intinya ya?

 

Ya, Indonesia harus memiliki orang yang tepat yang bisa meng­­operasikan tools kami. Un­tuk kasus Australia dan Ka­nada, mereka sudah punya pengalam­an dan mereka sedang meng­incar negara untuk berbisnis. Bukan hanya Indonesia yang sedang berupaya independen sebenarnya, Malaysia dan negara-negara di Uni Emirat Arab juga. Uni Emirat itu misalnya, mereka sedang mencari banyak orang dari mereka sendiri untuk kelola SDA, meng­ingat mereka memiliki banyak sum­ber daya migas. Ini adalah pro­ses yang panjang. Pendidikan ada­lah kuncinya.  

 

Pewawancara: Vega Aulia Pradipta

 

ARTIKEL LAINNYA:

 

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...