cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted Mei 23, 2012 JAKARTA, KOMPAS.com -- Jauh dari sorotan kamera televisi dan hingar bingar iklan, grup rock progresif Montecristo sengaja menggandeng pemain keyboard sekaligus pencipta lagu Yockie Suryoprayogo, gitaris Lilo "Kla Project", dan grup musik Sa'Unine String Ensamble untuk menggelar konser "Rock yang Berkisah" di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), 31 Mei 2012 nanti. Semula, Montecristo yang dihuni Erick Martoyo (vokal), Rustam Effendy (gitar), Alvin Anggakusuma (gitar), Haposan Pangaribuan (bas), Fadhil Indra (piano, dan keyboard), dan Keda Panjaitan (drum), akan menggelar konsernya sendiri di BBJ. "Saya diajak untuk main di BBJ, menurut saya BBJ cocok untuk Montecristo karena tempatnya apresiatif dan tidak komersial," cerita Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (22/5/2012) malam. Namun, di tengah jalan konsep tersebut berubah. Montecristo akan memasukkan unsur string dari permainan grup musik Sa'Unine String Ensamble yang dipimpin aranjer sekaligus komposer Oni Krisnerwinto dalam pertunjukkannya nanti. "Kemudian konser itu berkembang dengan Sa'Unine, karena di album kami juga pakai chamber," jelas Erick. Menurut Erick, tak sekadar unsur string semata, konser yang diagendakan dihelat selama dua jam itu dengan misi menyampaikan pesan sosial, politik, ekonomi, kemanusiaan dan indahnya romansa cinta lewat musik, akan juga menggandeng Yockie yang selama ini dikenal berkonsentrasi di bidang seni dan budaya. "Montecristo juga punya ikatan emosional dengan Mas Yockie. Di album pertama kami, Mas Yockie memberi masukan bagaimana mendekatkan musik Montecristo ke kultural, akhirnya kami memasukkan bunyi-bunyian yang analog bukan digital," papar Fadhil. Gayung pun bersambut, Yockie menerima tawaran Montecristo. Menurut Yockie, misi Montecristo bisa menjawab kegelisahannya selama ini. "Ada satu hal yang perlu saya sampaikan bahwa ketertarikan saya untuk bekerjasama dengan Montecristo adalah masalah culture. Lima jam pertama kami ngobrol masalah culture, bukan musik. Sebagai agen perubahan, kita enggak bisa lepas dari kebudayaan," jelas Yockie. s Secara teknis, Yockie yang akan berkolaborasi dengan Montecristo dan Sa'Unine String Ensamble di beberapa bagian lagu berjanji akan memberi nuansa yang berbeda dengan musik analognya. "Ketika saya diajak berpartisipasi, saya bilang jangan berharap saya masuk dari bagian Montecristo. Kalau mau live saya akan merespon apa yang menjadi fungsi saya. Kalau saya masuk ke dalam Montecristo, apa fungsi saya? Berikan saya ruang. Ketika nanti fungsi saya bertabrakan, ya demokratis lah. Ternyata teman-teman Montecristo memberikan kebebasan, artinya saya tidak akan menjalani pattern yang sudah dimainkan Fadhil. Masing-masing sudah punya pattern-nya, harapan kami akan memperkaya, bukan merusak," ulas Yockie. Untuk melengkapi konser yang bertajuk "Rock yang Berkisah", Lilo sengaja didapuk Montecristo sebagai master of ceremony (MC) yang akan membawa alur kisah dari setiap lagu yang disajikan. "Nanti Lilo akan mengambil peran saya sebagian. Saya sudah menyiapkan script-nya, dia akan membawakan sepenggal kisah untuk di awal lagu-lagu yang akan dimainkan," ujar Erick. Misalnya? "Di lagu 'Ancestral Land', nanti Lilo akan bertutur tentang seorang gadis Indonesia keturunan China yang 'terbakar' oleh propaganda pemerintah China dan pulang ke tanah leluhurnya dengan menumpang sebuah kapal pada 1952," kupas Erick. "Atau di lagu 'Celebration of Birth', bertutur tentang dialog filosofis antara seorang ayah dengan anaknya yang baru lahir," tuntasnya. Sumber Share this post Link to post Share on other sites