index Pemilik Lapak 501 Posted Mei 8, 2012 Kalau dilihat dari segi artistik, ketajaman bukan segala-galanya. Tajam / Lembut, semua tergantung foto dgn kesan yang ingin disampaikan. Misalnya tajam memberikan kesan maskulin yang tegas dan foto yang lembut memberikan kesan feminin, tapi juga bisa memberikan kesan sesuatu yang dinamis/gerakan/mengalir. Kiri: Foto dibuat dengan mengunakan lensa berbukaan besar f/1.4, Kanan: Dengan f/4 dan lampu kilat - Talent: Ofel Biasanya ketajaman dipentingkan untuk fotografi landscape/pemandangan, untuk memunculkan detail2 dan tekstur alam seperti daun, pohon, air, dll. Ketajaman justru dihindari saat foto portrait kecantikan karena jerawat, pori2, keriput akan terlihat menonjol. Ketajaman (Sharpness) itu hasil perkawinan dengan resolusi (detail) dan kontras (kemampuan menangkap terang gelap). Untuk membuat foto yang tajam, kita butuh lensa & kamera yang sesuai. Biasanya, harga lensa dan kameranya cukup mahal. Kamera & lensa Nikon biasanya menghasilkan foto yang lebih tajam dari Canon, Sony, dll. tapi harganya juga diatas rata-rata. Lensa dan kamera Canon biasanya menghasilkan hasil yang lebih lembut, warnanya lebih alami terutama untuk kulit manusia. Oleh sebab itu, banyak yang sering komentar, Canon cocok untuk foto portrait, Nikon untuk foto landscape/outdoor. Lensa pihak ketiga seperti Zeiss, Leica sangat terkenal ketajamannnya. Lensa Zeiss sedikit lebih biru tonenya dibanding lensa merek lain. Harga-harga lensa Zeiss dan Leica jauh lebih tinggi daripada yang lensa merek lain. Kalau Lensa Sigma dan Tamron, ada beberapa lensa buatan mereka yang sangat tajam, tapi kebanyakan tidak setajam lensa Canon, Nikon. Lensa buatan Tokina lumayan tajam, dan terkenal sebagai pembuat lensa lebar yang bagus. Untuk yang memiliki dana terbatas, cari lensa fix seperti lensa 50mm, hasilnya fotonya tajam, apalagi saat bukaan yang dipakai sekitar f/5.6. Lensa zoom juga bisa dioptimalkan supaya tajam, yaitu memakai bukaan sekitar f/8 dan dipakai saat kondisi lingkungan yang terang. Di dalam ruangan atau kondisi cahaya yang gelap, lampu kilat atau lampu continuous bisa membantu. Foto yang telah dibuat juga bisa sedikit dipertajam atau dibuat lembut dengan pengolah foto seperti Photoshop. Hati-hati dalam mengunakan ISO tinggi, karena bisa mengurangi ketajaman. Usahakan mengunakan ISO 100-200. Untuk kamera DSLR terbaru, ISO 400-800 juga sudah cukup baik. Sebaliknya, Hasil foto yang lembut, bisa dibuat dengan bukaan yang relatif besar, seperti f/3.5, f/2.8, f/1.8, f/1.4. Mengunakan soft/diffusion filter, dapat membuat foto menjadi lebih lembut dengan sisi-sisi yang tajam. Tapi hati-hati dengan filter soft diffusion berkualitas rendah (baca: murah) karena akan membuat keseluruhan foto menjadi blur. Menurut hemat saya, kita tidak harus terlalu terobsesi dengan ketajaman foto. Tidak semua foto harus tajam. Jika kita melihat foto dari jarak yang pas, foto kita akan terlihat tajam meski hanya mengunakan kamera dan lensa yang biasa saja. Foto yang dikecilkan misalnya untuk dipajang di blog atau facebook akan terlihat lebih tajam daripada yang dicetak dalam ukuran cetak yang besar. Tapi jika kita sudah terobsesi dan sering menginspeksi foto sampai ukuran pixel/100%. Siap-siaplah menguras kantong untuk membeli kamera dan lensa atau lampu kilat yang relatif mahal. Infofotografi Share this post Link to post Share on other sites