Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

"Bulog Harus Lebih Agresif Serap Beras Petani"

Recommended Posts

uK3vo6PXEf.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA – Capaian prognosa serapan beras Badan Urusan Logistik (Bulog) 2012 sebesar empat juta ton terancam gagal jika kalah bersaing dengan pedagang dan tidak cepat dalam menyerap beras petani. Capaian prognosa Bulog saat ini baru mencapai 20 persen di sentra-sentra beras nasional.Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar menyampaikan, Bulog harus lebih giat dalam menyerap beras petani di masa panen kali ini serta tidak boleh kalah oleh pedagang.

 

"Masa panen sampai dengan Juli dapat dimaksimalkan dengan membangun kemitraan bukan hanya dengan mitra kerja namun hingga ke petani-petani," ungkap dia melalui keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (12/4/2012).

 

Menurut catatan Bulog, tahun ini Divisi Regional (Divre) Bulog Jawa Timur memperoleh prognosa sebesar 1.036.350 ton. Namun capaian sampai dengan April ini baru sebanyak 186.763.450 ton dan Jawa Barat baru sebanyak 82.947.123 ton padahal prognosa Divre Bulog Jabar dan Banten 2012 sebesar 650 ribu ton GKG.

 

Memasuki awal pekan triwulan pertama tahun ini Divre Jateng Perum Bulog menyerap beras petani sebanyak 193.708,35 ton atau 24,78 persen dari prognosa 2012 yang dipatok 781,75 juta ton.

 

Legislator dari Jatim VII ini menegaskan, Provinsi Jawa Timur selama ini merupakan lumbung padi nasional yang selalu surplus beras tiap tahunnya. "Namun pencapaian Divre Bulog Jatim saat ini masih rendah. Perlu ada usaha yang lebih sungguh-sungguh menyerap beras petani," tambahnya.

 

Awal tahun sampai dengan triwulan 2012 ini sebenarnya kondisi panen padi berlangsung baik dari segi produksi pada musim tanam I tahun ini relatif baik karena iklimnya mendukung, serangan hama sedikit, dan luas panen bertambah di banyak daerah.

Namun karena kinerja Bulog yang kurang maksimal menyebabkan kalah bersaing dengan pedagang pasar, karena jika terus mengandalkan HPP maka sampai kapanpun Bulog akan kesulitan menyerap beras Petani.

 

"Proaktif dan kreatif dua kata kunci yang harus dilakukan saat ini oleh Bulog. Bangun jaringan yang mengakar sampai tingkat petani, jangan lagi melakukan dengan cara-cara konvensional. Berikan akses kepada petani untuk menjual gabahnya ke Bulog dengan membuka seluas-luasnya serapan," tegas Rofi.

 

Divre Bulog Kresidenan Surakarta belum maksimalnya serapan karena kalah dengan harga yang ditawarkan pedagang saat panen raya mencapai Rp4.700-Rp4.900 per kg untuk gabah kering gling (GKG) dan Rp6.700-Rp6.800 per kg untuk beras. Sedangkan harga beli GKG Bulog hanya Rp4.300 per kg dan beras Rp6.600 per kg. Harga di pasaran sudah jauh lebih tinggi ketimbang HPP. (mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...