Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

index

X-Men: First Class

Recommended Posts

Franchise film X-Men pun terselamatkan. Setelah dua film terakhir (X3: The Last Stand, X-Men Origins: Wolverine) menjadi sebuah bencana di mata para penggemar komik dan film kasual, Bryan Singer (sutradara X-Men dan X2) kembali sebagai produser untuk menangani X-Men: First Class. Bagaimana hasilnya? "X-Men: First Class adalah film superhero terbaik semenjak The Dark Knight pada tahun 2008."

 

Film ini merupakan salah satu film adapatasi Marvel terbaik. Dilengkapi dengan unsur action, humor, dan retro sexy, sutradara Matthew Vaughn, yang telah memperlihatkan keahliannya untuk mengkombinasikan kepintaran dan action pada Stardust dan Kick-Ass, membawa kita ke salah satu insiden besar di lembaran sejarah pada tahun 1962, Krisis Rudal Kuba.

 

xmen_first_class_03.jpg

 

Sebelum terlalu jauh membahas, sebuah pertanyaan selalu terngiang di kuping para penggemar: “Apakah X-Men: First Class sebuah prequel atau reboot?” Pertanyaan tersebut dapat mengundang sebuah diskusi panjang antara para mutant X-perts. Sebagai seorang penggemar film kasual, First Class dapat jatuh kedalam kedua kategori tersebut. Mengapa? Karena disatu sisi film ini memang sebuah prequel dari X-Men Trilogy, dan disisi yang lain, dengan kualitas seperti ini Bryan Singer dan Matthew Vaughn dapat membangun sebuah franchise tersendiri.

 

Sentuhan Singer langsung terasa pada adegan pertama. Prologue Auschwitz (X-Men, 2000) kembali ditampilkan, dimana Erik Lensherr muda berada di tempat tawanan Nazi. Ia dipaksa untuk memperlihatkan kemampuan mutannya dan pada akhirnya harus melihat ibunya ditembak oleh Dr. Schmidt, dimana nantinya akan kalian kenal sebagai Sebastian Shaw (Kevin Bacon). Kejadian inilah yang menjadi dasar motivasi Erik sepanjang film. Di lokasi yang lebih tenang, Westchester County, dua anak kecil, Charles Xavier dan Raven, bertemu untuk pertama kalinya dan saling memperlihatkan kemampuan mutan mereka.

 

xmen_first_class_04.jpg

 

Setelah perkenalan pendek mengenai masa kecil Charles dan Erik, film pun maju dua dekade ke tahun 1962. Film pun berubah warna menjadi a la James Bond, dunia 1960’an yang dipenuhi dengan swaggers dan wanita seksi. Charles (James McAvoy) dengan ditemani oleh Raven (Jennifer Lawrence) berupaya untuk memperoleh status professor dalam bidang mutan, sedangkan Erik (Michael Fassbender) terus memburu pembunuh ibunya. Disini kamu dapat lihat sisi Charles yang belum pernah kamu lihat: seorang playboy dengan rambut tebal.

 

First Class merupakan film yang menceritakan bagaimana Charles dan Erik yang awalnya merupakan sepasang teman baik dan akhirnya menjadi dua rival seperti apa yang kita lihat pada film X-Men lainnya. Ditulis oleh Matthew Vaughn dan tiga orang lainnya, First Class tetap memiliki sebuah cerita yang fokus. Sutradara Vaughn juga memberikan ‘ruang gerak’ yang cukup bagi McAvoy dan Fassbender untuk membangun relasi yang kuat sehingga perpecahan hubungan ini amat terasa.

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...