index Pemilik Lapak 501 Posted Mei 13, 2011 Sejak awal kehadirannya di tahun 2007 lalu, serial Motorstorm telah menghadirkan rasa baru dalam persaingan game di genre racing. Dimulai dari Motorstorm pertama, diikuti sekuelnya Pacific Rift, hingga kelanjutan terakhirnya yang akan dibahas sekarang, MotorStorm: Apocalypse. Here we go! MotorStorm: Apocalypse, yang sempat ditunda peluncurannya akibat bencana Jepang beberapa waktu lalu, terasa berbeda dibandingkan dua pendahulunya yang identik dengan balapan off-road. Kali ini, Apocalypse menyuguhkan sajian unik bagi kalian yang gemar menyaksikan kerusakan di sana dan sini plus balapan seru yang memacu adrenalin. Memang ramuan seperti ini bukan barang baru, tapi Evolution Studios mampu membuat kombinasi keduanya menjadi lebih fresh untuk dimainkan. Sub judul Apocalypse di sini memang bukan cuma sekedar hiasan. Kenapa ada kota yang hancur berantakan? Atau lebih lanjut lagi, kenapa kota yang hancur berantakan malah dibuat ajang balapan? Semua pertanyaan ini bakal terjawab dalam Festival Mode. Festival Mode adalah campaign dalam seri MotorStorm kali ini. Di sini diceritakan terdapat tiga pembalap, Mash, Tyler, dan Big Dog, yang ambil bagian dalam festival balapan di sebuah kota yang bernama The City. Bukan hanya sekedar karakter, ketiga racers itu masing-masingnya merepresentasikan tingkat kesulitan yang berbeda, yaitu Rookie, Pro, dan Veteran. Plot ceritanya sendiri tidak terlalu detil, di mana motivasi ketiga jagoan tersebut tak dijelaskan secara eksplisit. Kalian juga bakal berbingung-bingung ria, kenapa ada security team bernama Dusklite yang memburumu. Gaya penceritaannya cukup unik, karena menggunakan konsep animasi komik yang full colour, meski di beberapa titik, adegannya bakal terasa sedikit berlebihan. Jangan berharap cerita yang kolosal atau menggugah semangat, karena alurnya biasa-biasa saja. Sekali lagi, cukup menarik tapi kurang ada gregetnya. Well, it’s all about destructive-racing game! Not a story-telling game. Ketika memainkan Festival Mode, gamer juga akan sadar bahwa kalian tidak bisa bebas memilih kendaraan mana yang mau dimainkan. Jadi, kalian bisa saja harus menggunakan motor pada satu race, dan pada race selanjutnya, kamu harus menggunakan monster truck. Di saat pergantian jenis kendaraan itulah yang bisa membuat para gamer sedikit kagok dan sulit beradaptasi dengan variasi kendaraan yang ditawarkan. Kenapa? Tentu saja, handling motor atau mobil biasa akan terasa berbeda dengan monster truck yang berukuran jauh lebih besar. Belum lagi ditambah dengan kondisi sirkuit atau track yang dinamis. Kondisi sirkuit ini adalah inti dari Apocalypse. Kalian akan menemui berbagai macam halangan mulai dari gempa bumi, gedung runtuh, atau bahkan ledakan di sana dan sini. Seringkali adegan hancur-hancuran itu malah membuat gamer kaget. Asyiknya, kehancuran yang terjadi bukan hanya sekedar backdrop atau hiasan, tapi juga akan menambah variasi dalam track itu sendiri. Misalnya, gempa yang terjadi bisa membuat jembatan terbelah, dan menciptakan dua jalur yang berbeda. Jadi, kecepatan refleks dan selalu waspada terhadap perubahan kondisi, akan sangat dibutuhkan dalam game ini. Kalau kalian sudah cukup berpengalaman di Festival Mode, Quick Race bakal menjadi tempat pemberhentian selanjutnya. Dalam mode ini, gamer bebas memilih track dan kendaraan sesuka hati. Ada beberapa mode yang bisa dimainkan, seperti Elimination yang mengharuskan kalian untuk menghabisi lawan dan menjadi the last man standing dalam race tersebut. Quick Race bisa diramaikan oleh 4 orang lewat split-screen racing. Jadi, silakan undang tiga temanmu untuk bermain bersama. Bicara soal variasi vehicle, MotorStorm menghadirkan banyak jenis kendaraan. Mulai dari superbike, ATV, monster truck, supercars, muscle cars, chopper, dan masih banyak yang lain-lain. Share this post Link to post Share on other sites