Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia
Masuk untuk mengikuti  
bot

Bahaya Mengintai dari Kabar Orang Kaya Larikan Harta ke Luar RI, Apa?

Recommended Posts

Jakarta, CNN Indonesia --

Crazy rich[1] Indonesia dikabarkan beramai-ramai memarkirkan kekayaan[2] di luar negeri.

Langkah itu dipicu oleh rasa khawatir mereka atas kondisi Tanah Air di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, terutama dari sisi fiskal.

Para orang kaya memindahkan dananya melalui berbagai instrumen karena tidak yakin dengan stabilitas ekonomi dalam negeri di tengah program yang dinilai boros anggaran hingga kebijakan yang memperluas peran TNI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Bloomberg, pemindahan itu salah satunya dilakukan oleh Chan, seorang mantan eksekutif berusia 40-an di salah satu perusahaan besar Indonesia yang meminta nama lengkapnya tak diungkap karena takut akan sanksi pemerintah.

"Saya telah meningkatkan pembelian USDT (Kripto Tether) saya dalam beberapa bulan terakhir. Ini memungkinkan saya untuk menjaga nilai aset saya dan mengirimkannya ke luar negeri jika diperlukan tanpa harus membawanya secara fisik melintasi perbatasan," ujar Chan.

"Prospek ekonomi Indonesia dan risiko terhadap stabilitas politik negara benar-benar membuat saya khawatir," katanya.

Tidak hanya Chan, selusin manajer investasi, bankir swasta, penasihat keuangan, dan individu juga menyebut orang kaya lain melakukan hal sama. Kebanyakan orang kaya itu melarikan kekayaannya ke emas dan real estate. Ada juga yang mengalihkan dananya ke kripto.

Seorang bankir swasta mengatakan beberapa kliennya dari Indonesia dengan kekayaan bersih antara US$100 juta dan US$400 juta telah mengalihkan 1-10 persen aset mereka menjadi kripto.

Peralihan tersebut dimulai sejak Oktober, atau ketika Prabowo berkuasa. Kemudian menjadi semakin cepat setelah rupiah jatuh pada Maret lalu.

Alarm Bahaya Bagi Perekonomian

CNNIndonesia.com sudah berupaya meminta penjelasan kepada Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BIRamdan DennyPrakoso dan Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Dwi Astuti soal fenomena itu. 

Namun, hingga berita diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan responsnya. Cuma, Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menegaskan semakin maraknya orang kaya yang melarikan aset dan kekayaannya ke luar negeri adalah alarm serius bagi perekonomian yang harus diwaspadai pemerintah.

Apalagi, pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tentang bagaimana dampak dampak saat warga Indonesia jajan Rp10 juta di luar negeri, maka Rp327 triliun menguap ke negara lain.

"Ini menjadi alarm bagi Indonesia sekaligus gambaran nyata betapa besar potensi kerugian ekonomi yang akan kita hadapi," ujar Rendy kepada CNNIndonesia.com.

"Apalagi jika kekayaan itu benar-benar dialihkan secara permanen ke luar negeri, risikonya jelas sangat strategis. Menurut saya, pemerintah harus segera bertindak tegas agar kekayaan nasional tidak terus menguap," imbuhnya.

Salah satu, kata Rendy yang betul-betul harus diwaspadai adalah hilangnya potensi investasi domestik.

Sebab, ketika para pemilik modal memilih menyimpan hartanya di luar negeri, dana yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendanai bisnis lokal, membangun infrastruktur, atau mendorong UMKM malah mengendap di negara lain.

Padahal, investasi menjadi sangat penting bagi Indonesia di tengah melemahnya daya beli.

"Ini berarti perekonomian kita kehilangan bahan bakar penting untuk tumbuh, padahal dalam situasi sekarang, investasi punya peran sentral untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan," jelasnya.

Selain itu, Rendy juga melihat pelarian aset ini berpotensi besar menggerus penerimaan pajak, terutama dari sisi pajak penghasilan (PPh) orang pribadi non karyawan hingga pungutan dari berbagai aktivitas yang dilakukan para crazy rich Tanah Air.

"Artinya, dana yang seharusnya bisa digunakan untuk pendidikan, layanan kesehatan, atau subsidi bagi masyarakat rentan jadi hilang begitu saja. Hal ini tentu memperparah kesenjangan fiskal yang sedang kita hadapi di tengah kebutuhan pembangunan kita masih sangat besar," imbuhnya.

Senada, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita juga melihat larinya uang orang kaya ke luar negeri karena berkurangnya kepercayaan terhadap perekonomian di pemerintahan saat ini.

Kondisi ini dinilai bukan pertama kali terjadi. Namun saat pemerintahan Prabowo trennya kemungkinan meningkat.

Apalagi di tengah anjloknya pasar saham hingga melemahnya nilai tukar rupiah saat pemerintahan Prabowo baru berjalan beberapa bulan.

"Semakin tingkat kepastian itu berkurang, orang-orang ini kan semakin deg-degan untuk menaruh uangnya di Indonesia. Karena uang di Indonesia dia taruh dalam bentuk rupiah, di nominasi di dalam bentuk rupiah, semakin rupiah melemah maka asetnya semakin tergerus. Jadi tingkat ketidakpastian ekonomi juga sangat menentukan bagi mereka," kata Ronny.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah untuk membendung makin banjirnya pelarian kekayaan orang kaya RI ke luar negeri.

1. Perkuat Trust

Menurut Bhima, alasan orang kaya memindahkan asetnya ke luar negeri karena tingkat kepercayaan terhadap makro ekonomi, kebijakan pemerintah, instabilitas politik sedang tergerus.

Oleh sebab itu, ia menekankan Presiden Prabowo harus fokus memulihkan daya beli masyarakat, merespons perang dagang dengan strategi yang tepat.

"Jangan masalah daya beli dijawab revisi UU Polri misalnya. Itu kan memperburuk trust," terangnya.

[Gambas:Photo CNN][3]

2. Berlakukan Exit Tax

Bhima mengatakan sampai saat ini exit tax sudah banyak diterapkan di beberapa negara untuk cegah perpindahan aset orang kaya dalam jumlah besar keluar negeri. Misalnya, AS punya aturan exit tax untuk individu dengan aset di atas US$2 juta atau setara Rp33,4 miliar yang ingin meninggalkan negara nya atau pindah warga negara.

Kemudian, Jerman juga punya instrumen sejenis. Lalu, Kanada ada yang disebut sebagai Departure tax.

"Pembahasan soal exit tax ini mendesak karena orang kaya selain pindahkan harta juga pindah warga negara, tapi masih memiliki pendapatan dari Indonesia," kata Bhima.

3. Capital Control

Hal lain yang tak kalah penting harus dilakukan pemerintah adalah membuat kebijakan capital control atau pengendalian modal. Ini bisa dilakukan dalam situasi emergency atau darurat ketika arus dana yang keluar mengguncang rupiah sangat signifikan.

"Capital control dilakukan dengan membatasi jumlah aset yang ditransfer keluar negeri bagi HNWI (High Net Worth Individual). Misalnya, ada krisis kemudian rupiah jadi Rp20 ribu per dolar AS, capital control bisa diberlakukan dengan koordinasi dengan perbankan," pungkas Bhima.

====[4]

3 Jurus Setop Crazy Rich Larikan Kekayaan ke Luar Negeri

--[5]

References

  1. ^ Crazy rich (www.cnnindonesia.com)
  2. ^ kekayaan (www.cnnindonesia.com)
  3. ^ [Gambas:Photo CNN] (cnnindonesia.com)
  4. ^ ==== (www.cnnindonesia.com)
  5. ^ -- (www.cnnindonesia.com)

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites
Masuk untuk mengikuti  

×
×
  • Create New...