bot 0 Posted 10 jam yg lalu. Foto: Ilustrasi Petani Lansia. (Dok. Freepik) Jakarta, CNBC Indonesia - Mungkin sebagian orang menganggap bahwa pendapatan bagi seorang petani tergolong rendah dan pas-pasan. Namun anggapan itu rupanya tidak berlaku bagi seorang pria yang terlahir dari keluarga petani ini. Sebaliknya, dengan kreativitas yang dimiliki, ia mampu mengubah bisnis keluarganya menjadi ladang cuan hingga mencapai Rp 952 juta per tahun. Sistem pertanian yang masih merujuk pada cara tradisional hanya mengandalkan peruntungan cuaca sebagai tonggaknya. Hal ini yang kemudian dipelajari dan diterapkan oleh pria bernama Surendra Awana. Mengutip Detik.com (22/12/2024), Awana yang datang dari keluarga berlatar belakang petani memilih tidak menyerah begitu saja dengan sistem pertanian tradisional yang telah dilakukan keluarganya turun temurun. Ia mempelajari sistem pertanian modern yang dikenal bernama Integrated Farming System (IFS) atau pertanian terintegrasi. Artinya, tidak hanya menanam berbagai tumbuhan saja, tetapi pada lahan seluar 55 akre dia memadukan antara pertanian dan peternakan secara organik. Adapun, terdapat kandang sapi yang kini dibangunnya pada lahan pertanian milik keluarga. Selain untuk diambil susunya, kotoran sapi juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Setidaknya ada lebih dari 42 varietas tanaman yang kini mampu dimaksimalkan panennya oleh Awana. Begitu juga hewan ternaknya yang kini semakin bertambah banyak seperti unta, kuda, kambing, dan domba. Berkat sistem tersebut Awana sampai dilirik pemerintah setempat. Ia yang berasal dari desa Bhairana, Rajasthan, India menarik perhatian pemerintah untuk mendapatkan berbagai jenis subsidi. Hasil dari pertanian terintegrasinya tersebut kemudian diakui melampaui harapan yang ditargetkan. Tak heran berbagai penghargaan seperti IAI-Fellow Farmer Award 2023, Jagjivan Ran Abhinav Kisan Puraskar 2021, National Gopal Ratna Award 2021, National Haldhar Organic Award 2019, dan masih banyak penghargaan lain diberikan atas kerja kerasnya. Awana mencatat setiap bulannya biaya senilai Rp 190 juta hingga 380 juta digelontorkan untuk operasional pertaniannya. Mengenai keuntungan, ia bisa meraup hingga Rp 952 juta per tahunnya. Tak hanya mengambil keuntungan demi kepentingan diri sendiri, Awana ternyata juga aktif memberikan edukasi kepada petani di sekitarnya. Sosoknya kini diakui sebagai petani yang menginspirasi terutama para petani di Rajashtan, bagian barat daya India. Penerapan sistem pertanian terintegrasi ini tak hanya mendatangkan untung yang besar, tetapi juga terbukti lebih ramah lingkungan. Pasalnya, penggunaan bahan kimia seperti pestisida atau penyubur bagi hewan minim digunakan. Sehingga limbah pada kegiatan operasional yang menyentuh tanah dan kembali ke alam berasal dari bahan organik yang tidak akan mengganggu keseimbangan ekosistem lainnya. (fab/fab) Saksikan video di bawah ini: Video: Raksasa Global Hengkang, Benarkah Pasar Modal RI Tak Menarik? Sumber Share this post Link to post Share on other sites