bot 0 Posted 6 jam yg lalu. Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto[1] hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani[2] kumpul bareng membahas revisi aturan parkir dolar AS untuk eksportir di perbankan dalam negeri. Selepas rapat, Menkeu Sri Mulyani irit berbicara. Ia menegaskan pembahasan sore ini akan dijelaskan secara rinci oleh tuan rumah, yakni Menko Airlangga. Airlangga mengakui pemerintah sedang mengkaji ulang aturan devisa hasil ekspor (DHE). Kewajiban parkir dolar dimuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT "Kita masih mempersiapkan regulasinya (revisi aturan DHE). Nanti pada saat regulasinya selesai, kita umumkan ke publik," kata Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (20/12). Kendati, Airlangga belum memberikan bocoran apakah kewajiban menyimpan dolar itu diperpanjang menjadi lebih dari 3 bulan. Ia juga tidak menyebut berapa porsi penyimpanan DHE baru, apakah tetap 30 persen atau bertambah. Ia hanya menegaskan pemerintah tengah menyiapkan regulasinya. Ini meliputi peraturan pemerintah (PP), peraturan menteri keuangan (PMK), peraturan Bank Indonesia (PBI), sampai aturan terkait di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Porsinya (kewajiban menyimpan DHE) nanti akan kita umumkan. Time frame-nya mungkin sekitar sebulan dari sekarang," bebernya. "DHE yang 30 persen implementasinya sudah baik, sudah hampir 90 persen compliance. Diperkirakan sampai akhir tahun bisa sekitar US$14 miliar, retensi yang tiga bulan. Tentu kita akan intensifikasikan lagi," sambung Airlangga. Di lain sisi, kebijakan DHE menuai kritik dari sejumlah pihak. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), misalnya, yang menilai kebijakan devisa hasil ekspor belum mampu membuat rupiah perkasa. Menko Airlangga menegaskan bakal mendengar masukan dari sejumlah pihak terkait. Ini utamanya terkait pelaksanaan aturan parkir dolar AS yang sedang berlangsung. "Penguatan dolar itu terkuat dua bulan terakhir. Depresiasi Indonesia itu masih lebih tinggi dari Korea, Jepang, Turki, dan beberapa negara lain. Kita bicara year to date (ytd)," jelas Airlangga. "Jadi, tentu ini fenomena global. Kalau fenomena global kan tentu kita harus jaga fundamental ekonomi. Fundamental ekonomi kita relatif kuat dibandingkan negara-negara lain," tutupnya. Mata uang Garuda belakangan ini babak belur mendekati level Rp16.500 per dolar AS. Pada penutupan sore ini, rupiah sedikit bangkit ke level Rp16.221, menguat 91 poin atau plus 0,56 persen. ====[3] (skt/agt) References^ Airlangga Hartarto (www.cnnindonesia.com)^ Sri Mulyani (www.cnnindonesia.com)^ ==== (www.cnnindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites