bot 0 Posted 4 jam yg lalu. Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia terimbas dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambruk hingga lebih dari 2% pada perdagangan sesi I hari ini. Per pukul 09:24 WIB, IHSG sudah ambruk 2,13% ke posisi 6.956,31. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 6.900, di mana terakhir kali IHSG menyentuh level ini pada perdagangan 27 Juni 2024. Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 2,9 triliun dengan melibatkan 4,1 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 247.791 kali. Sementara pada perdagangan sesi II IHSG masih terjerembab di zona merah dengan anjlok 1,63% ke level 6.991. Analis Senior Investment Information Mirae Nafan Aji Gusta mengatakan The Fed yang pada akhirnya memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan secara moderat yaitu sebesar 25 bps menjadi 4,25%-4,50%, sesuai dengan proyeksi sebelumnya. Meskipun demikian, pasar saham AS bereaksi negatif akibat faktor pernyataan bernada hawkish dari Powell. "Bahkan DXY terus menguat di atas 107,8. Hal tersebut tentunya akan menjadi sentimen bagi IHSG pada perdagangan hari ini," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (19/12). Menurutnya, bagi Powell, perekonomian AS tumbuh lebih cepat pada paruh kedua tahun 2024 dibandingkan dengan yang diharapkan, sehingga berada di atas ekspektasi the Fed. Maka dari itu, terdapat alasan bagi the Fed untuk lebih hati-hati terhadap penerapan rate cut ke depan akibat faktor tekanan inflasi di masa pemerintahan Trump nantinya. Hal senada juga juga disampaikan Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus. Dia mengatakan penurunan tingkat suku bunga The Fed dikhawatirkan akan jauh lebih terbatas. "Hal ini sebetulnya sudah mampu diprediksi, namun mungkin pelaku pasar dan investor tidak mampu menerimanya karena pada kenyataannya memang tahun depan mungkin pemangkasan tingkat suku bunga hanya akan terjadi terbatas," ungkapnya. Selain itu sentimen dari dalam negeri juga kurang mendukung, sehingga hal ini membuat pelaku pasar dan investor juga enggan untuk masuk ke dalam aset aset yang berisiko. Sebagai infromasi, pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,35%-4,50%, sesuai ekspektasi pasar. Akan tetapi di balik pemangkasan, bank sentral AS tersebut mengisyaratkan akan lebih hati-hati. The Fed menunjukkan bahwa mereka mungkin hanya akan menurunkan dua kali lagi pada 2025. Ekspektasi tersebut tercermin dari dot plot terbaru November ini. Dot plot merupakan matriks ekspektasi dan pandangan suku bunga masa depan dari masing-masing anggota Federal Open Market Committee (FOMC). Bahkan merujuk dot plot terbaru, dua pemotongan yang diekspektasikan pada 2025 ini hanya setengah dari target komite ketika plot tersebut terakhir diperbarui pada September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps pada 2025. "Dengan langkah hari ini, kami telah menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, dan stance kebijakan kami kini jauh lebih longgar. Oleh karena itu, kami bisa lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami." ujar Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat. Pemangkasan suku bunga The Fed yang sudah sesuai dengan ekspektasi pasar ini membuat investor asing cenderung kembali melepas saham-saham di RI dan cenderung mengalihkannya ke pasar keuangan AS. (mkh/mkh) Saksikan video di bawah ini: Video: IHSG & Rupiah Tumbang, Dolar AS Terus Pepet Level Rp16.000 Next Article Video: Akhir Pekan Suram, IHSG Dan Rupiah Kompak Melemah [1]References^ Next Article Video: Akhir Pekan Suram, IHSG Dan Rupiah Kompak Melemah (www.cnbcindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites