bot 0 Posted 5 jam yg lalu. Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Agustus 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia) Jakarta, CNBC Indonesia-Penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau fed fund rate ternyata tidak secepat perkiraan. Hal ini dikarenakan lonjakan inflasi akibat gangguan rantai pasok dunia. "Di Amerika serikat penurunan FFR diperkirakan akan lebih lambat akibat inflasi yang lebih tinggi tersebut," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/12/2024) Kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif, kata Perry mendorong kenaikan imbal hasil atau yield pada surat utang AS atau US Treasurry. Baik yang tenor panjang maupun tenor pendek. "Penguatan mata uang dolar AS secara luas terus berlanjut disertai berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portfolio-nya ke AS," ujar Perry "Hal ini tingkatkan tekanan pelemahan berbagai mata uang dunia dan tahan aliran masuk portofolio asing ke negara-negara berkembang," pungkasnya. Dilansir dari Refinitiv, rupiah terdepresiasi 0,28% sekitar pukul 10:43 WIB di angka Rp16.105/US$ pada hari ini, Rabu (18/12/2024). Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 6 Agustus 2024 atau sekitar empat bulan terakhir. Sementara indeks dolar AS (DXY) tampak turun tipis 0,03% di angka 106,93. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di angka 106,96. (mij/mij) Saksikan video di bawah ini: Video: BI Rate Dinanti, IHSG Bangkit Tapi Rupiah Dekati Rp16.100/USD Next Article Pengakuan Gubernur BI: Suku Bunga Acuan Harusnya Turun! [1]References^ Next Article Pengakuan Gubernur BI: Suku Bunga Acuan Harusnya Turun! (www.cnbcindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites