bot 0 Posted Desember 13 Foto: Papan di atas lantai perdagangan menunjukkan angka penutupan indeks industri Dow Jones di Bursa Efek New York, Jumat, 2 Agustus 2024. Saham anjlok pada hari Jumat karena kekhawatiran ekonomi AS dapat terpuruk akibat beban suku bunga tinggi yang dimaksudkan untuk menekan inflasi. (AP/Richard Drew) Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kembali melemah pada perdagangan Jumat (13/12/2024), meski beberapa saham teknologi di AS terpantau pulih dari zona koreksi. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,13% ke posisi 43.856,7, S&P 500 turun 0,12% ke 6.044,27, dan Nasdaq Composite turun tipis 0,01% menjadi 19.900,28. Nasdaq sempat menguat di awal sesi hari ini, kemudian berbalik turun tipis di tengah perkiraan optimis dari Broadcom menjaga euforia seputar kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan mengangkat saham semikondutor atau chip. Broadcom (memperkirakan pendapatan kuartalan di atas estimasi Wall Street dan meramalkan lonjakan permintaan untuk chip AI kustomnya dalam beberapa tahun ke depan, yang menyebabkan sahamnya naik lebih dari 21%. Hal ini juga membantu perusahaan melewati US$ 1 triliun dalam kapitalisasi pasar untuk pertama kalinya. "Saya tidak terkejut ketika perusahaan membukukan pendapatan seperti itu dan menaikkan panduan mereka, terutama di bidang AI yang mungkin merupakan sektor terhangat saat ini, yang membuat sebagian besar investor sangat bersemangat," kata Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management, dikutip dari Reuters. Optimisme ini menyebar ke saham chip AS lainnya, dengan pesaingnya Marvell Technology melejit 9,5%, sementara pengukur saham semikonduktor (.SOX) melonjak 3,7%. Hal ini terjadi setelah reli saham teknologi yang terus berlanjut yang mendorong Nasdaq melampaui posisi 20.000 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah pada Rabu lalu. Di lain sisi, pembacaan inflasi konsumen yang sejalan dengan perkiraan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) minggu depan menambah momentum tersebut. Namun, inflasi produsen yang lebih panas dari ekspektasi pasar dan data tenaga kerja AS yang masih baik turut menahan optimisme dalam dua hari terakhir hingga hari ini. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilitas pasar yang memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed pada pertemuan pekan depan mencapai menjadi 96,9%. Angka ini mengalami penurunan dari perdagangan Rabu kemarin yang mencapai 98,6%. "Kita agak terjebak dalam kisaran perdagangan ini," kata Hatfield. "Nasdaq akan mengungguli, saham berkapitalisasi kecil akan berkinerja buruk, [dan] Dow akan berkinerja buruk sampai kita mendapatkan katalis," kata Jay Hatfield, CEO di Infrastructure Capital Advisors, dikutip dari CNBC International. CNBC INDONESIA RESEARCH (chd/chd) Saksikan video di bawah ini: Video: Daya Tahan Bisnis Consumer Saat Daya Beli Warga Turun Next Article Biden Mundur Dari Pencalonan Pilpres AS, Wall Street Dibuka Bergairah [1]References^ Next Article Biden Mundur Dari Pencalonan Pilpres AS, Wall Street Dibuka Bergairah (www.cnbcindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites