bot 0 Posted Desember 9 Jakarta, CNN Indonesia -- Taylor Swift[1] meninggalkan jejak luar biasa pada ekonomi global, terutama di Amerika Serikat[2] (AS). Dengan pertunjukan terakhirnya yang berlangsung Minggu malam di BC Place Stadium, Vancouver, Canada, Swift telah menambah kekayaan bahkan mempengaruhi ekonomi lokal dan nasional. The Eras Tour mencetak rekor sebagai tur musik dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa dengan taksiran US$2,2 miliar atau senilai Rp31,7 triliun (prediksi kurs Rp15.870 per dolar AS). ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Di AS, penggemar Swift memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian dengan pengeluaran yang hampir setara pengeluaran penggemar Super Bowl. Menurut US Travel Association, penggemar Swift menghabiskan rata-rata sekitar US$1,300 untuk perjalanan, akomodasi, makanan, dan merchandise. Sementara Super Bowl hanya berlangsung dalam satu pertandingan dengan promosi dua minggu, tur Swift melibatkan penampilan di 23 kota selama 62 malam dalam kurun waktu sekitar 5 bulan. Survei dari perusahaan Question Pro memperkirakan penggemar Swift di AS menghabiskan sekitar US$5 miliar. Menurut US Travel Association, angka ini hanya mencakup pengeluaran langsung, angka sebenarnya diperkirakan dapat mencapai lebih dari US$10 miliar jika memperhitungkan pengeluaran tidak langsung serta pembelian oleh non-ticket holders di luar area konser. Fenomena ini dikenal sebagai Taylor Swift Effect yang telah membantu menghidupkan kembali sektor pariwisata lokal yang sempat terdampak pandemi. Pusat kota mengalami lonjakan lalu lintas dan tingkat okupansi hotel yang tinggi akibat kedatangan pengunjung. Penggemar sering kali memperpanjang masa tinggal mereka di kota-kota tempat konser berlangsung, yang meningkatkan pendapatan lokal. "Acara seperti ini memberikan efek revitalisasi signifikan pada industri pariwisata lokal dan pusat kota yang masih berjuang akibat dampak pandemi," ungkap laporan dari California Center for Jobs & the Economy. Kota Pittsburgh, yang menjadi tuan rumah dua konser Swift, mencetak okupansi tertinggi di hotel pasca-pandemi dan menjadi angka tertinggi kedua dalam sejarah kota tersebut. Dari pengunjung konser, Pittsburgh mencatatkan pengeluaran langsung hingga US$46 juta, dengan 83 persen pengunjung berasal dari luar Allegheny County. Sementara itu, tur enam malam di Los Angeles meningkatkan lapangan kerja lokal sebanyak 3,300 pekerja dan meningkatkan pendapatan sebesar US$160 juta. Sebelum tur Swift datang, jumlah pekerjaan di sektor hotel di LA masih berada 15 persen di bawah tingkat pra-pandemi. Selain itu, US Travel Association memperkirakan keuntungan tambahan sekitar US$320 juta untuk Los Angeles County, termasuk pajak penjualan dan hotel sebesar US$9 juta. Efek positif juga dirasakan oleh perusahaan ride-hailing seperti Lyft, yang melaporkan peningkatan rata-rata 8,2 persen dalam jumlah perjalanan di kota-kota yang menjadi lokasi konser Swift. Di New Orleans, peningkatan mencapai 31 persen. Distrik Pengembangan Pusat Kota New Orleans memperkirakan bahwa 80-90 persen pengunjung konser berasal dari luar kota, dengan kontribusi ekonomi sekitar US$200 juta. Angka tersebut tidak mencakup pengeluaran tambahan di restoran, hotel, dan sektor pariwisata lainnya. ====[3] (lau/sfr) ====[4] References^ Taylor Swift (www.cnnindonesia.com)^ Amerika Serikat (www.cnnindonesia.com)^ ==== (www.cnnindonesia.com)^ ==== (www.cnnindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites