Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

cahyadi

Sapaan "Nyunda" dari Hiroaki Kato

Recommended Posts

BANDUNG, KOMPAS.com -- “Wilujeng Sonten”, itulah sapaan yang terucap dari bibir seorang dosen muda asal Jepang, Hiroaki Kato (28), ketika menyambangi Studio Radio Raka 98.8 FM Bandung, di Graha Kompas Gramedia Lt. IV, Jalan RE. Matadinata 46 Bandung, Rabu (23/11/2011) lalu.

 

Hiro, begitu pria kelahiran Tokyo, 9 Maret 1983 itu disapa, tak cuma seorang dosen. Tapi dia adalah musisi asal Jepang yang mengaku jatuh cinta dengan budaya Indonesia sejak pertama kali menginjakkan kaki di bumi Yogyakarta pada tahun 2006. “Indonesia itu sangat amazing,” ungkap Hiro ketika berbincang-bincang dengan kru Radio Raka FM.

 

Ketertarikannya dengan budaya Indonesia bermula ketika kedatangannya di Yogyakarta sebagai mahasiswa program pertukaran pelajar dengan mengambil kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Unversitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Pengajar bahasa Indonesia di Sophia University Tokyo dan Oberin University Jepang ini mengaku awalnya kepincut Indonesia saat mendengarkan siaran radio yang kebetulan tengah memutar lagu grup band Letto yang berjudul "Sampai Nanti Sampai Mati".

 

Dari lagu inilah, Hiro mulai mengenal Indonesia lebih luas, terlebih dunia musik yang memang disukainya. Pergaulan yang luas dan kerap kali nongkrong di studionya Letto, membuat Hiro makin dekat dengan suasana batin dan alam Yogyakarta. Beragam musik didengarnya dan dari sinilah banyak lagu-lagu berbahasa Indonesia yang disukainya, seperti lagu-lagu karya Tompi, Mocca, Nidji, Naif, dan Sheila On 7.

 

Kepada pemirsa Radio FM, Hiro banyak menceritakan kenangan yang pernah dilaluinya ketika dia masih di Yogyakarta. Dia bahkan sempat bercerita mengenai wanita Yogyakarta yang menjadi pujaan hatinya. “Namanya rahasia ah. ha-ha-ha. Pokoknya dia juga seorang penyiar radio di Yogya,” ungkap Hiro seraya menutup wajahnya yang tampak memerah.

 

Tak cuma Yogya, saat menginjakkan kakinya di Bandung untuk pertama kalinya itu, Hiro mengaku takjub. Terutama ketika dia melihat-lihat kawasan Bandung dari balkon Gedung Sate. “Cuaca Bandung saat ini hampir sama dengan Jepang, dan saya sangat suka,” ungkapnya.

 

Keramahan yang terpancar dari warga Yogyakarta dan Bandung, memberi kesan yang berarti bagi Hiro. Itu karenanya, meski hanya satu tahun menetap di Yogyakarta, Hiro merasa sudah menjadi bagian dari Indonesia. “Masyarakat Indonesia sangat ramah. Walau beraneka ragam tapi tetap baik dan penuh senyum,” kenangnya.

 

Kehadirannya di Indonesia pada tahun 2006 terbukti telah membuat Hiro piawai dalam membuat lagu. Salah satu lagu ciptaannya yang berjudul “Terimakasih” didedikasikannya bagi masyarakat Indonesia yang telah membuat dirinya berkesan.

 

Kehangatan dan keceriaan juga dirasakan ketika talkshow bersama Indra dan Andit dalam program acara “Ngopie Sore”. Penggemar nasi uduk dan ayam bakar ini sangat piawai memainkan gitar. Dengan gitarnya ini, Hiro menyanyikan lagu milik Letto dan Nidji, serta single yang menjadi andalannya “Terimakasih” untuk pendengar Radio Raka FM.

 

Tahun 2010 lalu, Hiro sudah meluncurkan mini album yang hanya berisi 4 buah lagu, yang semuanya terinspirasi dari Indonesia, ia pun berharap di tahun 2013 dapat kembali membuat album secara utuh. (Indra – Raka FM Bandung)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...