Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

cahyadi

Hiroaki Kato Cinta Indonesia Lewat Lagu Letto

Recommended Posts

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kompas.com Music Corner, yang kini mengudara bersama Radio Sonora, Jakarta, 92.0 FM, pada siaran langsung pertamanya di kantor redaksi Kompas.com, Jakarta, Senin (21/11/2011), pukul 13.00-14.00 WIB, menghadirkan tamu asal Jepang. Ia adalah Hiroaki Kato, penyanyi kelahiran Tokyo, yang berencana mengembangkan karier bermusiknya di Indonesia.

 

Dalam acara santai berbincang-bincang serta bermusik akustik tersebut, Hiro, yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia pada 2006 dalam rangka pertukaran mahasiswa Jepang-Indonesia, mengaku langsung jatuh hati kepada lagu Indonesia sejak mendengar "Sampai Nanti Sampai Mati" dari band Letto.

 

Kepada Oki Andrianto, penyiar di studio Radio Sonora, Jakarta, dan Luciana Kairupan, host dari Radio Sonora di kantor redaksi Kompas.com, ditambah co-host dari Kanal Entertainment pada Kompas.com, Irfan Maullana, penyanyi kelahiran Tokyo itu mengungkap alasannya menyukai lagu Indonesia. "Awalnya dari Letto. Pertama kali itu aku dengerin lagu 'Sampai Nanti Sampai Mati' dari Letto di 2006 saat mereka manggung. Aku langsung suka lagu itu. Orang Jepang suka dengerin lagu Indonesia karena lagunya, nadanya, intonasinya sangat enak didengar," kisah Hiro.

 

Didorong oleh jiwa seninya, Hiro memberanikan diri untuk berkenalan dengan vokalis Letto, Noe. "Dari situ aku ajakin Noe ngobrol-ngobrol. Dari situ aku sering nongkrong di studio Letto daripada di kampus," kenangnya.

 

Tak sekadar menyukai, dengan gitar akustik kesayangannya Hiro mulai mengulik lagu-lagu lain Letto, seperti "Ruang Rindu". Ide kreatif pun muncul di benak Hiro. "Di situ aku jadi punya ide menyanyikan lagu 'Ruang Rindu' yang diterjemahkan ke bahasa Jepang," ujarnya.

 

Karena ketika itu memiliki keterbatasan dalam berbahasa Indonesia, akhirnya Hiro butuh waktu satu tahun untuk menerjemahkan lagu "Ruang Rindu" ke dalam bahasa Jepang secara baik dan benar. "Memang, awalnya enggak tahu sama sekali arti (lirik) lagunya. Tapi, tahu-tahu sudah setahun aku belajar bahasa Indonesia, aku jadi bisa bahasa Indonesia dengan baik. Dan, akhirnya aku juga tahu makna (lirik) lagu 'Ruang Rindu' setelah aku banyak bertanya sama Noe, 'Ini artinya apa, kalau ini artinya apa?'," ceritanya.

 

Berhasil menerjemahkan lagu "Ruang Rindu", kecintaan Hiro kepada Indonesia  bertambah. Apalagi sesudah Yogyakarta diguncang gempa berkekuatan 5,9 skala richter pada 2006. "Waktu itu aku benar-benar kaget, Yogya ada gempa. Aku enggak pernah bayangin akan ada gempa di Yogya tahun 2006 itu. Walaupun orang Jepang sudah terbiasa dengan gempa, tapi waktu itu gempa di Yogya benar-benar gede. Aku saat itu langsung lari keluar dan lihat orang-orang nangis, orang-orang panik," kenangnya lagi.

 

Peristiwa yang meluluhlantakkan sebagian Yogyakarta itu menggiring Hiro untuk melakukan aksi nyata. "Saya waktu itu juga jadi relawan dan bawain barang-barang ke desa sekaligus main musik di sana. Itu pengalaman berharga bagi saya," katanya.

 

Nah, selama menjadi relawan itulah Hiro mendapat inspirasi untuk membuat dua lagu dalam album mini yang direkamnya di Jepang. "Waktu aku jadi relawan, sambil bawain barang-barang, aku nyanyi lagu 'Sukiyaki', dan anak-anak di belakangku goyang-goyang seperti ini. Aku merasa semua bisa bersatu lewat musik, jadi aku bikin lagu dengan judul 'Musik', dan liriknya menggambarkan seperti itu (bersatu lewat musik)," jelasnya. "Aku juga bikin lagu 'Miname Kaze', artinya 'Angin dari Selatan'. 'Angin dari Selatan' itu maksudku Indonesia. Ini untuk orang-orang yang berjuang mengembalikan kota Yogya setelah gempa. Lagu ini juga buat orang-orang yang mau berjuang lewati kesulitan dengan batas kemapuan kamu," lanjutnya.

 

Lagu "Terimakasih" dan "Samurai" juga ada dalam album mini itu. "Kalau 'Terimakasih' itu tentang matur nuwun saya; sedangkan 'Samurai' ini lagu rock yang aku bikin untuk menunjukkan semangat pantang menyerah orang Jepang," jelasnya.

 

Hiro, yang mengajak para karyawan Kompas.com bernyanyi bersama dalam lagu "Ruang Rindu" (versi bahasa Jepang campur Indonesia) dan "Laskar Pelangi" (dari grup Nidji) pada Kompas.com Music Corner tersebut, mengaku sedang menyiapkan album full perdananya di Jepang. Akunya pula, album itu akan dipasarkannya juga di Indonesia. "Di Jepang lagi proses full album. Nanti kita lihat apakah bisa masuk major label dan ini juga sekalian lihat apakah bisa masuk ke Indonesia atau tidak. Tapi, saya sama Noe sudah bicara untuk merekam 'Ruang Rindu' (versi bahasa Jepang) bersama Letto," jelasnya lagi.

 

Dengan rencananya itu, Hiro merasa optimistis akan bisa menembus pasar Indonesia. "Kelihatannya sudah ada produser yang mau, karena saya seorang Jepang yang bisa berbahasa Indonesia. Ini hal yang jarang di Indonesia," ujar Hiro, yang juga akan menjadi tamu siaran langsung Radio Raka, Bandung, 98.8 FM, pada Rabu (23/11/2011), pukul 15.00-16.00 WIB.

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...