Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

'Inflasi rendah bukan prestasi pemerintah'

Recommended Posts

JAKARTA: Tren inflasi rendah bukan merupakan prestasi pemerintah, melainkan dampak yang muncul seiring dengan melemahnya harga komoditas, termasuk pangan, yang dipicu terutama oleh krisis Eropa.

 

Ekonom EC-Think Iman Sugema berpendapat tren inflasi rendah masih akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan. Namun, pemerintah harus tetap waspada tekanan inflasi akibat masalah suplai pangan.

 

“Jadi, kalaupun ada angka ramalan menyebutkan produksi beras dan bahan pangan lain di bawah perkiraan, hal itu tidak terlalu memberikan tekanan terhadap harga,” ujarnya hari ini.

 

Menurut Iman, yang perlu dilakukan pemerintah saat ini mengantisipasi rendahnya produksi pangan dalam negeri adalah melakukan perencanaan yang matang dalam stabilisasi harga beras.

 

Ekonom UGM Sri Adiningsih menuturkan sepanjang suplai bahan pangan ke pasar domestik bagus, tidak ada kekhawatiran adanya tekanan inflasi akibat turunnya produksi padi dalam masa panen yang akan datang.

 

“Suplai pangan harus diperbaiki, termasuk melakukan perencanaan dalam waktu penanaman padi. Impor adalah alternatif  terakhir,” katanya.

 

Prediksi BPS

Pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi 2011 Angka Ramalan III (ARAM III) untuk periode September- Desember turun 1,63% atau 1,08 juta ton menjadi 65,39 juta ton gabah kering giling (GKG) dibandingkan 2010 sebesar 66,46 juta ton.

 

Penurunan produksi padi disebabkan oleh penurunan luas panen seluas 29.070 hektare atau 0,22% dari total luas panen dan penurunan produktivitas sebesar 0,71 kuintal per ha atau 1,42%.

 

BPS memperkirakan penurunan produksi padi terbesar di Jawa, mencapai 2,22 juta ton. Sementara itu di luar Jawa justru mengalami peningkatan sebesar 1,14 juta ton. Wilayah yang mengalami peningkatan produksi padi adalah NTB dan Aceh.

 

Deputi bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Djamal menyatakan penurunan produksi sebesar 1,08 juta ton disebabkan musim kemarau yang relatif panjang terutama di Jawa. Akibatnya banyak lahan yang tidak bisa ditanami padi.

 

“Selain musim panas yang relatif panjang, timbulnya hama juga menjadi salah satu penyebab keterlambatan panen dan produksi menurun. Untuk tren pangan 2012 belum bisa diperkirakan naik atau turunnya produksinya,” kata Djamal.

 

Tidak khawatir

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang PS Brodjonegoro menyatakan pemerintah tidak terlalu khawatir dengan perkiraan tersebut, sepanjang stok yang pangan yang ada masih mencukupi untuk konsumsi.

 

“Kalau misalnya produksi beras turun tapi memenuhi konsumsi, itu tidak menjadi masalah, dan masih ada Bulog yang mennyimpan cadangan beras nasional,” katanya.

 

Kalaupun diperlukan, pemerintah juga membuka peluang melakukan impor guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. (Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...