bot 0 Posted Agustus 25, 2020 Jakarta - Pemerintah Indonesia kecewa terhadap sikap Shell Upstream Overseas Ltd hengkang dari Blok Masela. Shell akan melepas kepemilikan 35% sahamnya di proyek yang berada di Kepulauan Tanimbar, Maluku. Shell memilih meninggalkan Blok Masela karena ingin mencari proyek investasi yang lebih cuan di negara lain. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan pemerintah kecewa dengan keputusan Shell yang cabut atau meninggalkan proyek pengembangan Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku. Kekecewaan itu disampaikan melalui surat yang dikirimkan ke Shell. Dwi Soetjipto mengaku, isu hengkangnya Shell sudah datang sejak pertengahan 2019 atau pada saat mendiskusikan rencana pengembangan (POD). "Shell langsung menghadap ke Menteri (ESDM) dan kami langsung dapat arahan kirim surat ke Shell barangkali 2-3 kali, menyampaikan bahwa pemerintah kecewa dengan langkah yang diambil Shell," kata Dwi dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Senin (24/8/2020). Dwi mengatakan proses mundurnya Shell melalui divestasi participating interest (PI) atau hak kelolanya harus dilakukan secepat mungkin. Dia menyebut, butuh waktu 18 bulan untuk merealisasikan pelepasan 35% saham di Blok Masela. "Mudah-mudahan seperti yang disampaikan Shell, divestasi butuh waktu 18 bulan," jelasnya. Meski begitu, Mantan Direktur Utama Pertamina ini mengungkapkan, Shell masih memiliki komitmen penuh untuk mendukung pengembangan proyek Blok Masela sebelum sahamnya resmi dilepas. Simak Video "Jokowi Minta Konten dan Pekerja Lokal Diberdayakan di Blok Masela"[==] Sumber Share this post Link to post Share on other sites