bot 0 Posted Agustus 20, 2020 Jakarta - Pandemi virus Corona membuat perekonomian terbatas dan menekan kinerja industri keuangan termasuk perbankan. Empat bank BUMN mencatatkan penurunan pada perolehan laba bersih semester I tahun ini. Penyebabnya adalah COVID-19 yang membuat banyak sektor terhenti dan bank dipaksa harus melakukan restrukturisasi kredit yang berjalan. Selain itu bank juga harus menghadapi kenyataan jika penurunan permintaan kredit makin dalam. Sehingga potensi pendapatan dari bunga juga terus berkurang. Berapa besar penurunan laba bersih ini? Bank Mandiri yang mencatatkan laba bersih Rp 10,29 triliun atau merosot 23,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 13,53 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menyebut meskipun ada penurunan laba bersih, namun likuiditas perseroan masih berada dalam posisi yang aman untuk mendorong ekspansi. "Fokus Bank Mandiri saat ini mendorong pertumbuhan dengan penyaluran kredit yang selektif, berkontribusi kredit PEN dan restrukturisasi debitur yang terdampak pandemi," kata Royke dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/8/2020). Bank Mandiri masih mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi 4,38% menjadi Rp 871,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 835,1 triliun. Kemudian dana pihak ketiga (DPK) naik signifikan mencapai 15,82% menjadi Rp 976,6 triliun dengan dana murah 61,9%. Kualitas kredit Bank Mandiri juga tertekan akibat pandemi, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang naik menjadi 3,28% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,59%. Selain Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mencatatkan penurunan laba bersih. Semester I ini laba bersih BRI tercatat Rp 10,2 triliun merosot 36,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,16 triliun. Simak Video "Jokowi Bersyukur Pemerintah Pusat Raih WTP dari BPK"[==] Sumber Share this post Link to post Share on other sites