Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

dokter FJB

Health-Bocah Penderita Bola Mata Keluar Masih Dirawat

Recommended Posts

PADANG, KOMPAS.com — Ketiadaan biaya untuk pengobatan membuat anak laki-laki asal Kota Padang, Sumatera Barat, Abdul Hafid, menderita kelainan berupa kedua bola mata yang terdesak keluar. Bocah yang beberapa hari lagi genap 2 tahun 6 bulan itu hingga Selasa (11/10/2011) masih dirawat di RSUP Dr M Djamil, Kota Padang.

 

Hafid yang kehilangan penglihatannya beberapa kali memanggil-manggil ayahnya saat sejumlah perawat berupaya membenahi selang infus yang menancap di kakinya. Ibunya, Weri Oktavia (34), hanya bisa menangis melihat derita Hafid yang baru agak tenang setelah kipas angin dinyalakan.

 

Anak bungsu pasangan Weri Oktavia dan Abdul Faizar (38) itu lahir dengan prosedur normal pada 18 April 2009. "Tetapi saat itu batok kepalanya lembek sehingga saya minta obat pada bidan," kata Weri.

 

Pada usia enam bulan, kepala Hafid membesar. Umur sembilan bulan, Weri dan Faizar membawa Hafid menjalani pengobatan tradisional.

 

Hal itu ditempuh Weri dan Faizar karena keterbatasan biaya. Apalagi mengetahui diagnosa dokter kala itu bahwa anaknya menderita tumor ganas yang membuat sebelah matanya mesti diangkat. Padahal, Weri hanya ibu rumah tangga, sedangkan Faizar buruh bangunan dengan penghasilan tak tentu.

 

Keadaan itu juga yang menyebabkan anak pertama pasangan itu harus  dititipkan kepada kerabat mereka di Pekanbaru.

 

"Pengobatan tradisional itu dijalani 11 bulan sebelum Hafid mulai muntah dan menolak obat tradisional yang diberikan," kata Weri.

 

Keadaan Hafid makin memburuk sampai akhirnya dibawa ke RSUP Dr M Djamil, Senin (10/10/2011). Kini bola mata kanannya sudah mengering, setelah menonjol keluar sementara bola mata kiri masih tersisa sebagian.  

 

Kepala Instalasi Humas dan Pengaduan Masyarakat RSUP Dr M Djamil, Gustafianof, mengatakan, Hafid menderita retinoblastoma yang ditandai dengan kanker atau gumpalan tumor hingga mendesak bola mata.A kibat penyakit itu Hafid telah kehilangan daya penglihatannya.

 

"Saat ini Hafid tengah dikembalikan kondisi fisiknya. Setelah itu dokter akan menentukan tindakan selanjutnya apakah dioperasi, kemoterapi, atau tindakan lain," katanya.

 

Untuk biaya pengobatan Hafid, masih mengandalkan bantuan dari Badan Amil Zakat Kota Padang, dengan plafon biasanya sebesar Rp 7, 5 juta. Keluarga miskin itu belum memiliki Jamkesmas ataupun Jamkesda, sehingga bantuan dari dermawan sangat diharapkan.  

 

Berdasarkan keterangan dalam situs cancer.gov, retinoblastoma di Amerika Serikat lebih sering terjadi pada anak usia 0-4 tahun. Statistiknya antara 10 hingga 14 orang per satu juta anak usia itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...