Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia
Masuk untuk mengikuti  
bot

4 Fakta Laut Merah, Kisah Nabi Musa hingga Air Terasin di Dunia

Recommended Posts

Jakarta -

Laut Merah yang terletak di Jazirah Arab selalu mengundang rasa penasaran karena berbagai faktor. Mulai dari warnanya hingga sejarahnya dalam kehidupan Nabi Musa AS.

Dengan pesona tersebut, banyak yang berkunjung ke areal yang juga dikenal dengan nama Laut Teberau ini untuk menyaksikan keindahannya. Laut Merah dengan bentuk cenderung memanjang, memisahkan benua Asia dan Afrika dengan beberapa negara yang berbatasan langsung.

Negara di Benua Afrika yang berbatasan langsung dengan Laut Merah adalah Djibouti, Eritrea, Mesir, dan Sudan. Sedangkan di Benua Asia adalah Palestina, Arab Saudi, Yaman, dan Jordania. Supaya tidak penasaran berikut 4 fakta Seputar Laut Merah.

1. Kisah Nabi Musa AS dan Laut Merah

Atas izin Allah SWT, Nabi Musa AS dikisahkan membelah Laut Merah dan berhasil menyelamatkan kaumnya dari Fir'aun. Dikutip dari The Guardian, studi membuktikan mukjizat tersebut bukan hal yang sepenuhnya mustahil. Namun perlu kekuatan dan pengaturan tepat hingga keajaiban bisa terjadi, yang sepenuhnya merupakan kuasa Allah SWT.

Peneliti dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) and the University of Colorado at Boulder (CU) membuktikannya dengan permodelan komputer. Ilmuwan menggunakan variasi kekuatan ombak dan angin hingga bisa menyediakan tanah kering yang bisa dilewati kaum Nabi Musa AS.

"Laut yang membelah bisa dimengerti melalui pergerakan air yang dinamis. Kekuatan angin menggerakkan air sesuai dengan hukum fisika, menciptakan areal yang aman dilewati dengan air di kedua sisi. Kemudian air kembali lagi ke tempatnya semula," kata pimpinan riset Carl Drews.

2. Lokasi kisah Nabi Musa AS di Laut Merah

Periset juga mengeluarkan hipotesis lokasi terjadinya mukjizat Nabi Musa AS yang membelah Laut Merah. Menurut periset, mukjizat mungkin terjadi di bagian Laut Merah yang terletak di utara Mesir. Angin yang sangat kuat dan bertiup sepanjang malam diyakini dapat mendorong air di daerah pesisir Laut Merah di wilayah tersebut.

Kondisi inilah yang menyebabkan Laut Merah terbelah dan bisa dilalui kaum Nabi Musa AS. Peneliti memperkirakan, angin bertiup dengan kecepatan tetap 63 meter per jam dari timur ke barat. Angin melewati area yang direkonstruksi peneliti sebagai danau sepanjang wilayah Mediterania.

Wilayah tersebut kini dekat dengan Port Said, sebuah kota yang terletak di Mesir utara dan ujung Terusan Suez. Kekuatan angin dan air mendorong air ke pesisir barat yang memperlihatkan jalan lebar berlumpur. Selanjutnya, tersedia jalan yang lebih baik dan kering hingga semua kaum Nabi Musa AS berhasil lewat.

3. Warna Laut Merah apakah benar merah?

Dikutip dari Live Science, Laut Merah bukan berarti warna air di lokasi tersebut selalu merah. Warna air wilayah yang memanjang dari utara ke selatan sebetulnya adalah biru hijau.

Namun di Laut Merah hidup cyanobacteria algae yang disebut Trichodesmium erythraeum. Saat alga ini mati, air Laut Merah berubah warna menjadi merah coklat. Warna merah yang dihasilkan tidak sama untuk tiap wilayah Laut Merah.

Bagi pengunjung, Laut Merah dengan kedalaman rata-rata 490 meter memang terlihat sangat menakjubkan. Namun, Laut Merah sesungguhnya adalah wilayah yang sangat berbahaya bagi kapten, anak buah, atau penumpang kapal. Wilayah ini terkenal dengan badainya yang besar, banyak karang, dan pulau di bawah air yang berisiko mengakibatkan kapal karam.

4. Laut Merah punya air terasin di dunia

Encyclopedia Britannica menyatakan, air di Laut Merah adalah salah satu yang terasin dan bersuhu paling panas di dunia. Laut Merah memiliki penguapan yang tinggi dengan hujan yang sangat sedikit tiap tahun. Hujan umumnya terjadi sangat singkat dibarengi badai petir dan sesekali badai debu.

Laut Merah tidak memiliki sungai atau aliran air yang memberikan asupan air secara signifikan ke wilayah tersebut. Di bagian selatan, Laut Merah cenderung menyempit dan terhubung langsung dengan Teluk Aden. Suhu permukaan Laut Merah pada musim dingin mencapai 28°C, sedangkan pada musim panas bisa lebih dari 34°C atau lebih. Meski bersuhu tinggi, karang dan organisme di Laut Merah cenderung hidup sehat.

Simak Video "Relawan Covid-19 Rela Tak Bersama Keluarga di Ramadhan 2020"
[==]
(row/erd)

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites
Masuk untuk mengikuti  

×
×
  • Create New...