BRI Jamin Keandalan Brimo dan Optimalkan Layanan E-Channel saat Nataru

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA : Bank Dunia menganjurkan pemerintah Indonesia menyiapkan rencana darurat untuk mengantisipasi dampak terburuk dari pelemahan ekonomi dunia, a.l. membentuk Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK)

dan kebijakan stimulus fiskal.

 

Lembaga keuangan internasional tersebut memperkirakan kondisi terparah dari krisis global dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 6,4 % pada tahun ini dan 4,1% pada 2012.

 

Shuban Chauduri, Ekonom Utama Bank Dunia, menuturkan perlambatan ekonomi dan gejolak pasar keuangan global telah memicu aliran keluar modal portfolio dan penurunan indeks saham yang signifikan di Indonesia dalam 2 bulan terakhir.

 

Ketidakpastian global tersebut kemungkinan masih akan terjadi dalam jangka pendek, tetapi Indonesia dinilai memiliki ketahanan yang cukup untuk menghadapinya karena ditopang oleh permintaan domestik yang kuat, cadangan devisa yang besar, serta kinerja pasar keuangan yang bagus.

 

“Seperti negara lainnya, di kawasan, pasar keuangan Indonesia tidak kebal terhadap goncangan eksternal. Goncangan internasional tersebut dapat menjalar ke Indonesia melalui tiga jalur utama, yakni perdagangan, aliran modal dan sektor perbankan,” ujar dia ketika melaporkan Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia terkini, hari ini.

 

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah harus menyiapkan rencana darurat dan pendanaan siaga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang mungkin muncul dari krisis ekonomi dunia. Salah satu rencana darurat yang disarankan Bank Dunia adalah membuat JPSK guna mengatasi gejolak di pasar keuangan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

 

“Intinya, pemerintah harus punya pesan yang jelas, konsisten, dan tenang. Penting bagi kita untuk mengantisipasi skenario yang paling buruk. Untuk itu, siapkan rencana darurat, tinjau kembali protokol krisis dengan Bank Indonesia, bagaimana ketika terjadi gejolak di pasar keuangan? Penting sekali financial system safety net (JPSK),” tuturnya.

 

Selain itu, Subhan menilai perlu ada kebijakan stimulus fiskal yang lebih proaktif ketimbang kebijakan serupa yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia pada 2009. Karenanya, perlu dipikirkan dari sekarang alokasi anggarannya untuk mendanai rencana-rencana darurat tersebut.

 

“Tahun-tahun sebelum ini (pendanaan) kita bisa ambil dari pasar, tapi harus pikirkan pendanaan darurat, misalnya untuk stimulus fiskal. Bukan berarti tsunami akan terjadi, tapi kalau ombaknya datang kita sudah siap. Jadi penting untuk miliki rencana darurat,” tegasnya. (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber