cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted Oktober 4, 2011 JAKARTA, KOMPAS.com -- Dua minggu lalu, Majelis Ulama Indonesia Sumatera Selatan (MUI Sumsel) mengeluarkan daftar cekal terhadap delapan pedangdut yang dianggap memiliki busana dan goyang seronok yang mengandung pornoaksi. Penyanyi dangdut Ridho Rhoma menilai wajar pencekalan tersebut. "Saya saja pernah dicekal. Lagi pula, semua punya pendapatnya masing-masing," kata Ridho, yang sedang bersama para personel Sonet 2 Band, ketika ditemui para wartawan di Jakarta, Senin (3/10/2011). Menengok ke berita-berita lama, konser Nada dan Dakwah yang sedianya digelar oleh Ridho dan Sonet 2 Band pada 11 Desember 2009 di Pamekasan, Madura, dibatalkan oleh Polda Jawa Timur karena ada penolakan dari MUI setempat. Menurut MUI setempat, konser tersebut tidak sesuai dengan agama dan bisa memicu kemaksiatan. Menurut Ridho, pencekalan seharusnya mendorong para pedangdut untuk membuat inovasi dandanan dan goyang. "Saya berharap lebih banyak pemuda-pemudi pedangdut yang fresh dengan gaya masing-masing, dengan lagu sendiri," harapnya. Menurut Ridho pula, inovasi itu akan berdampak positif terhadap kualitas musik dangdut yang dihadirkan di panggung. Nantinya, lanjut Ridho, peningkatan kualitas itu akan mendorong pemaknaan dramatisasi gerakan dalam musikalisasi dangdut sebagai sebuah seni, bukan sebagai sebuah tayangan erotis. Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials Sumber Share this post Link to post Share on other sites
