Transportasi Kereta Diserbu di Momen Nataru, 1,9 Juta Tiket Terjual

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Pemerintah perlu menjaga confidence (kepercayaan) guna mengantisipasi dampak krisis terhadap perekonomian Indonesia.

 

Direktur Perencanaan Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bambang Prijambodo menuturkan beberapa hal yang perlu dijaga di antaranya nilai tukar rupiah, serta tingkat inflasi.

 

“Daya beli masyarakat akan terjaga sebagai penopang dinamika perekonomian. Dengan menjaga kepercayaan itu, ekspansi fiskal yang dilakukan pemerintah memiliki landasan yang cukup kuat, sehingga mampu mengantisipasi krisis global yang terjadi,” ujarnya hari ini.

 

Menurut Bambang Prijambodo, terbuka kemungkinan Indonesia terkena imbas krisis global kendati kontribusi ekspor terhadap PDB masih rendah. Hal ini lantaran krisis akan masuk melalui pasar modal dan sektor keuangan. Meskipun demikian, Indonesia tetap akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi, dan tidak akan akan sampai mencatatkan pertumbuhan negatif.

 

“Pertumbuhan ekonomi yang dicatat Indonesia saat ini cukup tinggi, dan sangat jauh dari pertumbuhan negatif,” kata Bambang.

 

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan bahwa pemerintah selalu memantau kondisi perekonomian setiap saat. Fundamental perekonomian juga cukup baik, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

 

Hatta juga menyatakan bahwa pelaku pasar sudah cukup rasional dalam memahami kondisi Indonesia. “Ada decoupling antara ekonomi dan politik. Meskipun ada masalah di ranah politik, perekonomian tidak terganggu. Ini artinya pelaku pasar sudah cukup memahami Indonesia,” kata Hatta.

 

Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani menyatakan pemerintah perlu untuk membuat kerangka kerja jangka panjang agar krisis tidak mengenai sektor riil.(api)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber