HOW TO GET AN ADVANCE CRYPTO RECOVERY EXPERT LEE ULTIMATE HACKER

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Dede Kurniawan/Okezone)

 

 

 

JAKARTA – Kebutuhan masyarakat akan bawang dinilai enelastis. Artinya, betapapun harga komoditas tersebut dijual, masyarakat akan tetap membelinya."Bawang permintaannya enelastis, yang artinya berapapun harganya pasti dibeli. Bawang juga bukan relatif barang yang cepat rusak, karena bawang punya kekuatan untuk bertahan lama," kata Direktur Indef Enny Sri Hartati dalam acara Polemik Sindo Trijaya Network dengan Topik “Bawang Antara Cerita & Derita” di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3/2013).

 

Dia melanjutkan, mahalnya harga bawang sekarang ini akibat gangguan supli demand. “Jika tidak ada terganggunya suplai demand, maka seharusnya harga bawang tetap normal,” ungkap dia.

 

Sebelumnya informasi, guna mengendalikan harga bawang putih di tanah air, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) yang diajukan oleh 92 perusahaan Importir Terdaftar (IT) untuk mengimpor 134,6 ribu ton bawang putih atau 84,15 persen dari kebutuhan sebesar 160 ribu ton untuk periode Januari-Juni.

 

Dengan diterbitkannya SPI tersebut, dalam waktu kurang lebih 10-14 hari mendatang, pasokan bawang putih ke pasar induk dan pasar ecerean, baik pasar tradisional maupun ritel modern, akan segera bertambah sehingga bisa membantu menurunkan harga bawang putih di pasar. (wdi)

 

 

 

Sumber