cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted September 22, 2011 JAKARTA, KOMPAS.com -- Vokalis grup band indie asal Jogjakarta Shaggydog yang juga duo electronic Dubyouth, Heru Wahyono, baru saja merampungkan perjalanan tur di sejumlah kota di Perancis dan Belgia dari tanggal 21 Juli hingga 13 Agustus lalu. Bersama Yowie (trombone), Heru diajak tur oleh Chinese Man, kolektif DJ asal Perancis, untuk tampil bersama. Sebuah perjalanan yang tak mungkin dilupakan olehnya. Beragam kisah telah dilewati dari mulai bersitegang dengan pramugari gara-gara trombone hingga pengalaman manggung di samping kuburan. Berawal dari daerah Sayidan, Jogjakarta, Heru menjajal Antic Theathre, salah satu teater antik terbesar yang dimiliki Perancis. Seperti apa kisahnya, Heru mengisahkan perjalanannya lewat catatan yang ditulisnya untuk berbagi dengan pembaca Kompas.com. Berikut catatan perjalanan Heru "Shaggydog" kami sajikan secara bersambung. France – Belgium ‘Racing with the Sun’ Tour Diary, Part.1 Setelah sempat bersitegang dengan pramugari soal trombone karena bentuknya yang tak lazim dan 18 jam lamanya berada di udara… Melewati turbulensi yang cukup hebat... Akhirnya saya dan Yowie (trombone) sampai juga di bandara, Marseille (baca: Marsei). Ternyata John dan beberapa teman-teman Chinese Man sudah menunggu, untuk menjemput kami. Ya, untuk mengawali perjalanan tur yang penuh cerita nanti… Sepanjang perjalanan menuju flat John, kami bercerita ngalor-ngidul, berdiskusi tentang kegiatan-kegiatan yang akan kami hadapi dan tentu sekedar bernostalgia tentang beberapa pertemuan kami di tahun 2009 dan 2010 yang diselingi canda tawa. Di suatu tempat di sudut jalan, John menerangkan sebuah poster yang kami jumpai, berisi pengumuman show Chinese Man dan Q-Tip (A Tribe Called Quest) yang akan datang, wah sayang, tanggalnya pas kami sudah pulang. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya kami tiba di flat tempat John tinggal, sambil menunggu flat kami disiapkan. Sembari menunggu, kami disuguhi kopi dan rokok khas Eropa, obrolan pun dilanjutkan. John memperdengarkan beberapa lagu dari album remix Chinese Man yang akan dirilis, melibatkan banyak raper-raper ternama seperti Chali2Na (Jurassic 5), Rollin Rockers dan lain-lain. Meskipun badan lelah tapi keinginan untuk berdiskusi tentang live show yang akan dilaksanakan esok harinya tak tertahankan, padahal tadinya mau santai. Personel Chinese Man yang lain, Mateo dan Sly pun akhirnya datang dan disusul salah satu kolaborator, MC Taiwan. Diskusi semakin panas, dan malah berakhir dengan latihan kecil, sekadar mencoba materi lagu yang akan dimainkan esok harinya karena memang untuk dua show pertama di Vienne dan Payzac, tidak ada waktu lagi untuk latihan. Cukup gila kalau dipikir-pikir, mengingat kapasitas dua festival tersebut cukup besar. Di ‘sesi latihan’ dadakan tersebut, mereka hanya menjelaskan bagian saya berapa bar, masuknya kapan, dll... Belum ada penjelasan sama sekali buat Yowie, karena memang mereka belum berani untuk memainkan Yowie di dua show pertama, yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Pokoknya mereka percayakan saja sama saya, meskipun belum ada lirik! "Silakan bergaya bebas," kata mereka. Jadi untuk dua show pertama, hanya ada saya dan Mc Taiwan sebagai kolaborator. Setelah selesai rapat dadakan tersebut, akhirnya kami diantar menuju flat kami yang berjarak 10 menit dari rumah John. Wah, flat kami komplit! Ternyata pemilik flat yang kami sewa adalah seorang DJ (Disk Jockey) dan pemilik bar. Dia teman John. Tak heran bila di dalam flatnya ada 4 turtable komplit dengan Serato digital DJ System, Wii, Playstation 3, tv flat besar, flat sound monitor, film-film bagus, vinyl dan lain-lain. Kebetulan pula, ternyata pemilik flat ini adalah seorang gadget mania.. nice! Malamnya kami mencoba beristirahat, tapi sialnya jetlag menyerang! Saya tak bisa tidur nyenyak, karena saya juga harus mengingat bagian-bagian yang harus saya mainkan besoknya. Untunglah, John ternyata punya obat jetlag herbal yang mujarab, sehingga kami dapat lumayan istirahat. Show # 1: Les Authentiks Festival (Vienne). Paginya, kami berkumpul di titik pertemuan yang sudah kami sepakati. Rombongan terdiri atas satu road manager (William), 3 Dj (John, Sly dan Mateo), 1 Vj (Annatolle), 1 lighting man (Simone), 1 sound engineer (Julian), 1 orang bagian merchandise (Suf), dan satu orang kru (Vince) yang merangkap sebagai driver juga. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam dengan satu minibus dan satu mobil dari Marseille, akhirnya kami sampai di Vienne. Venue-nya bernama Antic Theather, salah satu teater antik terbesar yang dimiliki Perancis. Berbentuk seperti arena dengan tribun, dan semuanya tersusun oleh batu yang rapi, entah bagaimana cara mereka membangun venue ini yang katanya sudah berusia ratusan tahun. Sound, lighting, monitor semuanya bisa dibilang super mantab! Kami pun melakukan soundcheck, plus sedikit latihan di atas panggung, semua berjalan lancar dan tak terlalu menyulitkan buat saya, karena tahun 2009 saya juga pernah membawakan beberapa lagu yang sama, di antaranya “I’ve got that tune” (lagu ini dipakai iklan oleh Mercedez Benz) dan “Skank in the air”. Selesai soundcheck, kami pun kembali ke hotel yang jaraknya tak begitu jauh dari venue. Hotelnya unik, dulunya rumah, dengan arsitektur khas Eropa dan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang, dengan area barbeque di belakangnya. Istirahat sejenak dan menaruh barang-barang bawaan, sekitar jam 8 malam, kami lalu beranjak untuk kembali ke venue untuk makan malam. Kami mendapat jatah makan malam di sebuah restoran di dekat venue dengan sistem voucher, di restoran yang juga mirip bar inilah nantinya kami juga akan mengadakan after party. Wah, saya benar-benar baru pertama kali mencicipi masakan khas Perancis secara detail dan mendalam, sehingga anak-anak Chinese Man bergantian menjelaskan. Maklum biasanya di angkringan he...he...he… Setelah makan malam selesai, kami berjalan kembali ke venue untuk menunggu waktu show yang masih cukup lama, sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Backstage dilengkapi dengan mini bar dan juga wi-fi membuat menunggu show tidak membosankan, selain itu kami juga berkenalan dengan musisi-musisi yang akan main di festival ini juga. Ada Beat Torrent, sebuah kolektif Dj yang sempat menjuarai DMC World Champion, sebuah ajang kontes Dj-Dj internasional. Mereka memainkan berbagai musik elektronik, mulai dubstep sampai electro. Lalu ada Danakill, sebuah grup reggae asal Perancis. Nah di sini, sangat kebetulan, road manager mereka ternyata keturunan Indonesia! Cirebon tepatnya he...he...he... Saya kaget tiba-tiba ada orang menyapa "Apa kabar, baik-baik saja?" Namanya John Baptiste. Kami pun saling bertukar cerita dan saya memberi dia sekeping CD sample Dubyouth. Waktu pentas semakin dekat, saya dan partner saya MC Taiwan sekali lagi menyempatkan pemanasan terakhir sebelum naik ke panggung. 30-45 menit waktu yang diberikan untuk mengganti setting panggung band sebelumnya, para kru dan personel Chinese Man bekerja cepat dibantu oleh beberapa kru dari pihak festival. Sementara, penonton menunggu dengan sabar, sembari menikmati berbagai makanan dan minuman yang tersedia di bar. Walaupun tanpa persiapan yang berarti tapi kami berhasil membuat sekitar 5000 penonton menggila malam itu! ditambah lagi dengan pertunjukan visual dari VJ Annatolle (yg kami beri nama baru ‘Anto Lele’) yang dikombinasi dengan komposisi maut dari anak-anak Chinese Man. Ditambah lagi permainan tata cahaya dari Simone, lighting man kami.. Komplit! Cukup memuaskan, walau belum maksimal. Selesai main, seperti biasa kami menuju ke booth merchandise untuk menemui para penggemar yang menginginkan tanda tangan sembari mereka berbelanja pernak-pernik Chinese Man. Ada Suf di divisi merchandise ini, selain itu dia juga menjadi pengemudi bis tur kami, bergantian dengan William, sang road manager. Oya, di sini seseorang tidak boleh menyetir bus sampai dengan lebih dari 4 jam, harus bergantian. Maka setiap menyewa bus, pasti diberi dua orang pengemudi. Selesai di booth merchandise, kami bersama-sama membereskan alat-alat masing-masing dan siap untuk lanjut ke show berikutnya. Ya, kami bahu membahu di tur ini, meskipun ada kru, kadang-kadang saya dan Yowie pun ikut membantu beres-beres. Hal seperti ini sudah sangat lumrah di kalangan band-band Eropa. Ya, malam itu kami pulang ke hotel dengan perasaan cukup puas, tapi merasa masih punya PR untuk show berikutnya. Bangun tidur paginya, kami masih punya waktu sejenak sebelum lanjut ke show berikutnya, kami menyempatkan diri untuk berenang dan barbeque. Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials Sumber Share this post Link to post Share on other sites