WEB BAILIFF CONTRACTOR; USDT, BITCOIN SCAM RECOVERY AGENCY

[Parno Pemilik Lapak 0]

NEW YORK— Air China Ltd, maskapai penerbangan lokal China dengan nilai pasar terbesar, sepakat membeli dua Boeing 747-8, model pesawat yang akan dijual pertama oleh pabrikan asal Amerika Serikat itu.

 

Berdasarkan keterangan resmi Air China, selain belanja dua Boeing 747-8, maskapai itu juga membeli satu pesawat berbadan lebar 777-300, 20 pesawat jet lorong tunggal (single aisle) 737-800, dan delapan pesawat kargo 777.

 

Nilai pasar 747-8, 777-300, dan 737 sekitar US$2,6 miliar, sedangkan kargo 777 diestimasi US$2,2 miliar. Perjanjian dengan Boeing itu termasuk hak untuk menjual tujuh pesawat lama 747 kembali ke Boeing dan opsi untuk mengonvensi empat model baru 737 menjadi satu jet tambahan 777-300.

 

“Pesawat—pesawat itu bernilai katalog gabungan mencapai US$4,8 miliar dan Boeing diberikan konsesi harga yang signifikan melalui perjanjian kredit,” tulis pernyataan resmi perseroan seperti dikutip Bloomberg, Minggu (3/3).

 

Pabrikan pesawat asal Chicago, AS, itu belum menjual lebih dari lima pesawat 747-8 dalam setahun sejak Deutsche Lufthansa AG membeli 19 pesawat model itu pada 2006.

 

Kekhawatiran rendahnya permintaan yang terus menerus atas model itu mendorong peningkatan langkah mengurangi produksi pesawat itu.

 

Stephen Levenson, analis Stifel Financial Corp, mengatakan pesanan pesawat itu bisa membantu Boeing mengurangi sejumlah tekanan.

 

Kelangkaan order bisa berarti pesawat itu masuk kategori white tails, istilah dalam industri penerbangan yang mengacu pada pesawat yang dibuat dengan spekulasi tanpa pelanggan.

 

“Ada kekhawatiran kelangkaan order ini berarti ada white tails di landasan, atau permintaan itu cukup untuk menjaga harga dengan pesanan dua unit per bulan saat ini,” kata analis yang berbasis di New York itu.

 

Boeing dinilai cukup berupaya keras untuk menjual lebih banyak model 747-8 terutama dari operator penerbangan di wilayah Asia Pasifik yang dipandang paling cocok menggunakan pesawat jenis itu. (Bloomberg/bas)

 

 

 

Sumber