لعبة

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA – Potensi melambatnya ekonomi dunia di tahun ini dan tahun depan, menjadi bahan pertimbangan pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi nasional yang dicantumkan dalam nota keuangan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2012.

 

Dalam pembahasan asumsi makro RAPBN 2012, Kementerian Keuangan bersikukuh tidak menaikkan target pertumbuhan ekonomi yang dipatok 6,7 persen, meskipun DPR meminta pemerintah memasang target lebih tinggi.

 

“Karena kita lihat 6,7 persen saja sudah cukup tinggi, artinya kalau dinaikkan lagi lebih tidak mungkin lagi. Itu salah satu sinyal kita bahwa tahun depan itu akan berat,” ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang PS Brodjonegoro di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, rabu (21/9/2011).

 

Proyeksi IMF yang menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia akan melambat di tahun depan, tidak mengubah asumsi dan target pemerintah yang sudah disepakati dengan Komisi XI DPR.

 

Gejolak ekonomi dunia yang makin memburuk, terlihat berdampak pada pasar modal dan pasar keuangan dalam negeri. Namun, anomali tersebut diyakini hanya sesaat, lantaran kepanikan investor atas kondisi ketidakpastian ekonomi di negara maju.

 

”Yang paling penting kita harus tetap menunjukkan bahwa fundamental kita kuat,” tegas Bambang.

 

Guru besar Universitas Indonesia ini menambahkan, target pertumbuhan yang ditetapkan dalam RAPBN 2012 merupakan target yang optimistis di tengah pusaran ekonomi dunia yang makin tidak menentu.

 

Namun, pemerintah akan terus memantau kondisi ekonomi dunia. Jika potensi semakin memburuk, pemerintah akan meresponsnya. "Kita akan lihat kalau misalnya tengah tahun pertama krisis makin besar, nanti akan kita lakukan perbaikan di APBN-P 2012,” tambahnya. (mrt)

(Wisnoe Moerti/Koran SI/rhs)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber