لعبة

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Ekspor udang ke dua negara yakni Amerika Serikat (AS) dan Jepang selama semester I/2011 mencapai 50.313 ton. Jumlah itu naik dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 45.092 ton.

 

Adapun ekspor udang ke AS di semester I/2011 adalah 35.244 ton, naik dari periode sama 2010 sebesar 29.423 ton. Sedangkan ekspor ke Jepang, mencapai 15.069 ton, atau naik 15.669 ton dari 2010.

 

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (APSI) Thomas Darmawan mengatakan, ada tiga negara tujuan ekspor udang Indonesia yakni Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa.

 

Namun, Thomas mengaku, hingga saat ini belum bisa memberitahukan berapa besar ekspor ke Uni Eropa selama semester I/2011. Untuk ekspor udang ke Uni Eropa, selama 2010 adalah 12.292 ton.

 

“Ekspor ke Jepang turun karena dampak terjadinya tsunami. Kalau ke Uni Eropa biasanya akan rendah selama Januari hingga Juni, lalu tinggi selama Juli hingga Desember,” kata Thomas di Kantornya, Jakarta, Selasa (20/9/2011).

 

Sebenarnya, lanjutnya, Indonesia juga telah mengekspor udang ke China. Namun, jumlahnya masih kecil yakni hanya sekira 5.000 ton pada 2010. Padahal, kata dia, total kebutuhan udang di China selama 2010 adalah 50.000 ton.

 

Saat ini, Thailand dan Vietnam adalah negara-negara pengekspor udang terbesar ke China. Menurut Thomas, penurunan produksi udang Indonesia terjadi karena terkendala beberapa masalah, seperti tingkat suku bunga dan masalah keamanan. 

 

“Produksi udang Indonesia selama 2010 terganggu karena suku bunga, penyakit, dan masalah sosial keamanan. Masalah standar di beberapa negara tujuan ekspor belum banyak dampaknya.  Tahun ini harga dunia turun Rp7.000 per kg karena India panen raya,” jelasnya.

 

Sekedar informasi, Thai Shrimp Association (TSA) mencatat, negara penghasil udang terbesar di dunia tahun 2010 adalah Thailand sebesar 640.000 ton, lalu disusul China 600.000 ton, dan Vietnam 224.000 ton.

 

Sedangkan Indonesia baru menghasilkan udang sebesar 140.000 ton. Jumlah itu mengalami penuruan dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 180.000 ton dan 230.000 ton di 2008. (mrt)

(Sandra Karina/Koran SI/rhs)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber