Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

‘Bank Pro UMKM Dapat Insentif Dari BI’

Recommended Posts

MEDAN - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution baru saja melantik Hari Utomo sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut dan Aceh) pada Jumat (18/1) menggantikan Nasser Artof yang telah memasuki masa purna bakti 1 Januari 2013.   

 

Apa strateginya untuk memaksimalkan fungsi bank sentral dalam perekonomian Aceh dan Sumatra Utara? Berikut pertikan wawancaranya dengan Bisnis, Rabu (23/1).

 

Apa pandangan Bapak mengenai Sumut pada saat ini?

 

Saya bersyukur mewarisi kondisi Bank Indonesia dan ekonomi Sumut yang sangat baik. Di sisi lain ini menjadi tantangan karena minimal harus menjaga prestasi BI Wilayah IX di bawah Pak Nasser, butuh kerja keras mempertahankannya.  

 

Selain itu, Medan termasuk salah satu kantor perwakilan kelas satu. Namun, secara umum karakteristik ekonomi di Sumatra ini hampir mirip karena lebih banyak mengandalkan potensi sumber daya alamnya, seperti kelapa sawit, karet, dan kopi.  

 

Semua bagian koridor ekonomi Sumatra bagian timur secara umum tidak banyak berbeda. Kalau Riau punya minyak, Sumut ada potensi perikanan karena memilik garis pantai yang panjang.

 

Sumut juga memiliki potensi wisata alam, Danau Toba, Samosir, Brastagi, Kabanjahe, Mandailing Natal, ada juga wisata air hangat. Ada juga sumber energi panas bumi yang besar kalau bisa dimanfaatkan. Banyak sekali yang bisa diandalkan.

 

Peran Bank Indonesia kembangkan potensi Sumut di masa mendatang?

 

Kami bukan penyerang karena yang punya kewenangan memanfaatkan potensi yang dimiliki Sumut itu Pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang dapat dilakukan bersama-sama BI dan Pemerintah ialah menarik investor untuk berinvestasi.  

 

Caranya, antara lain dengan menjaga inflasi dan suku bunga, menyediakan infrastruktur dasar, konektivitas transportasi, pelabuhan, dan energi. Nanti untuk pembangunan infrastruktur ada kontraktor dan investor, di saat mereka butuh pendanaan pinjam ke bank, di situlah peran kami.

 

Apa saja yang menjadi prioritas Bapak untuk Sumut?

 

Untuk mendukung pencapain sasaran BI. Pertama, menjaga inflasi yang rendah dan stabil usahakan di level 4,5% dengan penguatan tim pemantauan dan pengendalian inflasi daerah.  Kedua, meningkatkan kualitas kajian ekonomi regional yang akan menjadi rekomendasi pada pemda untuk mengembangkan ekonomi daerahnya.

 

Ketiga, memperluas dan meningkatkan pemberian akses layanan perbankan bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga mereka dapat menikmati pertumbuhan ekonomi.

 

Bagaimana caranya?

 

Mendorong perbankan untuk lebih aktif dan memperkuat permodalannya. Untuk bank yang menunjukan keberpihakannya pada UMKM, kami akan beri insentif dengan membuka jaringan kantor baru.

 

Berapa peningkatan kredit untuk UMKM tahun ini?

 

Kami tidak ada target, tetapi BI mulai tahun ini mewajibkan minmal bank-bank memberikan kredit pada UMKM di atas 20%, di Sumut sendiri secara umum sudah lebih dari 20%, tetapi harus tetap dijaga dan didorong. Tentunya tidak hanya dengan memperluas aksesnya, tetapi juga dengan biaya terjangkau.

 

Bagaimana Bapak melihat kondisi perbankan di Aceh dan Sumut dibandingkan dengan provinsi lain?

 

Secara umum saya melihatnya cukup baik, aset bank tumbuh menjadi Rp185,64 triliun per Desember, meningkat 15,99% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu Rp160,05 triliun.

 

Penyaluran kredit pun meningkat 23,49%, begitu juga dengan penghimpunan dana pihak ketiga juga naik 9,78%. Ini menunjukan kinerja perbankan di Sumut sudah menunjukan performa sangat baik.

 

Apa yang menjadi kelebihan perbankan di Sumut?

 

Pada dasarnya sebagai lembaga mediasi, bank mengumpulkan dana dari yang kelebihan dana dan meminjamkannya kepada masyarakat. Fungsi mediasi ini yang didorong, sudah terlihat dari

 

Rasio LDR perbankan di Sumut yang sudah mencapai 94,08%, artinya peran mediasi perbankan di Sumut ini sudah nyaris sempurna.

 

Intermediasi perbankan ini harus dijaga, bahkan ditingkatkan dengan mempertahankan suku bunga, serta mengendalikan inflasi dalam koridor 4,5%.

 

Ada prioritas untuk proyek-proyek besar, seperti MP3EI?

 

Menjaga iklim investasi supaya kondusif, menjaga inflasi tetap rendah dan stabil, suku bunga rendah, itu secara umum. Tentunya kalau bicara peran perbankan itu ibarat semut. Kegiatan proyek yang menguntungkan itu seperti gula.

 

Jadi perbankan pasti akan masuk untuk memberikan pendanaan bagi proyek-proyek yang bankable. Mudah-mudahan proyek itu semua bisa berjalan sehingga dapat meningkatkan daya saing.

 

Pilkada Sumut digelar 7 Maret 2013. Antisipasi BI menjaga inflasi atau potensi lonjakna uang beredar selama kampanye?

 

Pilkada mungkin ada, tetapi tidak terlau besar dampaknya pada ekonomi. Sepanjang Pilkada damai dan tenang, semua pihak berani menang dan kalah, bagian dari pembelajar demokasi. So far so good, jadi tidak ada antisipasi khusus.

 

Antisipasi justru terhadap janji-janji dan rencana kerjanya apakah akan benar-benar dilaksanakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Sumut.

 

Lonjakan uang beredar juga tidak besar, anggaran KPU dan masing-masing hanya berapa dibandingkan dengan angka nominal perekonomian di Sumut yang dalam 1 triwulan sebesar Rp90 triliun, sehingga dampaknya tidak besar terhadap inflasi. Namun, kami tetap menjaga melalui Tim Pengendali Inflasi agar tidak terjadi kelangkaan barang dan distribusi terganggu.

 

Kiat khusus memimpin BI Perwakilan Aceh-Sumut?

 

Setiap mendapatkan amanah harus dilaksanakan sebagai-baiknya. Kalau perlu diminta satu saya kasih dua. Bekerja harus total karena kami bekerja di BI, lembaga negara yang melayani masyarakat.

 

Kalau masyarakat yang dilayani puas, itu menjadi kebanggaan tersendiri. Sebagai kepala saya juga harus memberikan contoh yang baik dan motivasi bagi kawan-kawan untuk lebih maju karena kami bekerja dalam tim dan kebersamaan.

 

Sebelum ditugaskan sebagai Kepala Perwakilan BI Wilayah IX, Hari Utomo menjabat sebagai Kepala Bank Indonesia Provinsi Riau di Pekan Baru.

 

Pewawancara : Dewi Andriani & Tomi Razali 

 

(faa) Foto: Tomi Razali

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...