Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Bisnis -> Return Aritmetik vs Geometrik

Recommended Posts

ADA belasan konsep bunga di pasar keuangan,yaitu bunga sederhana vs bunga majemuk, bunga biasa vs bunga tepat, bunga diskrit vs bunga kontinu, bunga nominal vs bunga riil, bunga stated (APR) vs bunga efektif, bunga flat vs bunga efektif, tingkat bunga vs tingkat diskonto & diskon tunai, dan counter ratevs prime rate.

Dalam dunia keuangan, tingkat bunga punya padanan lain yang berarti relatif sama, yaitu yield dan return. Untuk konsep yield, kita mengenal current yield, dividend yield, yield to call, dan yield to maturity untuk pasar modal. Masih ada bank discount yield, money market yield, holding period yield,dan effective annual yield untuk pasar uang yang berjangka pendek.

Demikian juga dengan konsep return. Ada belasan istilah return dalam pasar keuangan yang akan saya bahas dalam beberapa tulisan ke depan. Return adalah tujuan utama semua investasi. Investor umumnya menginginkan return positif dan setinggi mungkin. Return investasi yang negatif mengakibatkan total kekayaan seorang investor berkurang. Sekadar return yang positif juga belum tentu memuaskan karena tidak selalu meningkatkan kekayaan riil investor.

Return Nominal dan Riil

Return investasi yang positif tetapi lebih kecil daripada inflasi periodik akan mengakibatkan total kekayaan investor bertambah secara nominal, tetapi berkurang secara riil. Ilustrasinya, seorang investor yang hanya mendapatkan return sebesar lima persen dalam satu tahun saat tingkat inflasi tahunan mencapai tujuh persen akan mengalami penurunan kekayaan riil sebesar dua persen (5–7 persen) walaupun jumlah uangnya secara nominal meningkat sebesar lima persen, katakan dari Rp100 juta menjadi Rp105 juta.

Maksudnya adalah daya beli dari uang Rp105 juta ini adalah dua persen lebih rendah daripada daya beli Rp100 juta setahun sebelumnya. Secara umum, return riil adalah return nominal dikurangi tingkat inflasi.Agar daya beli tidak berkurang, return nominal sebuah investasi harus melebihi tingkat inflasi.

Menghitung return untuk periode satu tahun tanpa setoran tambahan atau pengambilan uang relatif mudah karena kita cukup mengurangi investasi akhir dengan investasi awal dan hasilnya dibagi dengan investasi awal. Penghitungan return menjadi tidak sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode.

Return Aritmetik dan Geometrik

Ada dua ukuran return nominal berdasarkan waktu, yaitu aritmetik dan geometrik. Untuk menjelaskan perbedaan keduanya, saya akan mengambil contoh paling sederhana, yaitu periode investasi hanya dua tahun dan tidak ada penambahan atau pengambilan uang investasi. Misalkan seseorang berinvestasi dalam saham pada awal tahun 2010 sebesar Rp200 juta.

Pada akhir 2010, investasinya menjadi Rp400 juta dan tetap sebesar Rp400 juta pada akhir tahun 2011 (kasus 1). Berapa return rata-rata tahunan yang diperolehnya? Pertama, kita menghitung return selama tahun 2010 adalah 100% (Rp200 juta menjadi Rp400 juta) dan return selama 2011 sebesar 0% (Rp400 juta menjadi tetap Rp400 juta). Secara aritmetik, return rata-rata tahunan menjadi 50%,yaitu (100% + 0%)/2.


Masalahnya, jika return 50% setahun, uang Rp200 juta mestinya menjadi Rp300 juta dalam satu tahun dan menjadi Rp450 juta setelah dua tahun dan bukan sebesar Rp400 juta seperti kasus kita. Ukuran lain adalah return geometrik yang merupakan akar n (n = jumlah periode) dari nilai akhir dibagi nilai awal dikurangi 1 atau

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...